Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teaching Factory, Sudah Sesuaikah Dengan Standard Operating Procedure?

18 Mei 2023   19:28 Diperbarui: 18 Mei 2023   19:30 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mekanisme alur pelayanan pelanggan Teaching Factory (Dok. Pribadi)

Era globalisasi memberikan dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak yang menguntungkan dirasakan ketika kesempatan kerjasama dengan negara-negara asing terbuka seluas-luasnya. 

Dampak lain yang merugikan dirasakan ketika ketidakmampuan bersaing dengan negara-negara asing, karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang lemah sehingga konsekuensinya akan merugikan bangsa. Akar kelemahan SDM Indonesia ini dapat terlihat melalui wahana pendidikan. 

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan formal yang diharapkan mampu menjadikan calon tenaga kerja sesuai kebutuhan dunia kerja. Proses pembelajaran di SMK lebih dititikberatkan pada penerapan teori-teori yang telah diberikan melalui   kegiatan praktikum.

Baca juga: Upacara di Angkasa

Merencanakan dan melaksanakan program dengan kondisi di tempat kerja merupakan tugas penting bagi sekolah kejuruan. 

Kurikulum SMK harus disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja (demand driven). Penyempurnaan program pemerintah diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan melalui Teaching Factory.

Teaching factory merupakan perpaduan pendekatan pembelajaran yang sudah ada yaitu CBT (Competency Based Training) dan PBT (Production Based Training).

Perpaduan proses pembelajaran ini dititik beratkan pada proses pengembangan kompetensi dan pembelajaran keterampilan yang berdasarkan Standard Operating Procedure sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen.

Teaching  factory  adalah  suatu  konsep  pembelajaran dalam ruangan kelas dan bengkel praktek dengan menerapkan pelatihan dengan suasana   sesungguhnya seperti di industri,   sehingga   dapat   menjembatani   kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan dari sekolah. 

Setiap pembuatan produk pesanan konsumen yang sudah jadi akan dinilai dan diuji terlebih dahulu oleh tim quality control dan assessor baik dari pengelola Teaching Factory sekolah maupun tim dari perusahaan sehingga diharapkan hasil produk sesuai dengan Standard Operating Procedure.

Hambatan dan tantangan dari teaching factory ini adalah pada kegiatan quality control yang dilakukan saat pelaksanaan produksi, karena belum adanya tim assesor  yang sesuai seperti di perusahaan atau industri. Kegiatan quality control hanya dilakukan pengecekan oleh pendidik dalam hal ini dilakukan oleh Ketua Program Diklat yang terkait bukan didatangkan teknisi dari perusahaan atau industri. 

Mekanisme pelayanan pelanggan Dunia Usaha dan Dunia Industri/ Home Industri dibuat secara sederhana mungkin, dari konsumen mengajukan barang yang akan dibuat/diperbaiki melalui bagian administrasi kemudian setelah terjadi kesepakatan harga antara pengelola dengan konsumen produk pesanan akan dikerjakan oleh tim pelaksana, setelah produk sudah jadi akan dinilai dan diuji oleh tim quality control, jika lolos maka produk akan segera dikirim ke konsumen jika sebaliknya maka akan diperbaiki kembali. Mekanisme tersebut terangkum terangkum dalam bagan sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun