Mohon tunggu...
Muhammad R. Pasha
Muhammad R. Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan mendapati Associate-Indirect Diploma In Technical Analysis (Finance)

Mahasiswa Studi Ekonomi Pembangunan dan Studi Makroekonomi yang berpegang teguh pada tradisi New-Keynesian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opsi Impor Saat Ini, Rasionalkah?

6 Desember 2022   21:37 Diperbarui: 6 Desember 2022   22:15 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasha, Muhammad R

Tak semua petani dapat mengarungi dinamika pencapaian asa dengan mudah. Tatkala, hal-hal yang membuat asa itu hancur, serta mulai bermunculan dan menggoyahkan perjalanan mereka. 

Salah satu ujian yang menggoyahkan itu ialah opsi impor komoditi pertanian—beras—. Belum lama ini, pada Sabtu (19/11/2022), muncul wacana impor beras yang akan diwujudkan oleh Perusahaan Umum Bulog. Direktur Utama Perum. Bulog menyatakan bahwa Cadangan Beras Pemerintah atau CBP sedang mengalami shortage supply, stok CBP setidaknya harus ter-supply sebanyak 1,2 juta ton sedangkan sekarang saja stok beras yang ditampung oleh Perum. 

Bulog sebanyak 0,651 juta ton. Jika dihubungkan dengan alasan “minimum stok” untuk mengimpor beras tentunya anggapan sempit ini akan seolah mewujudkan bahwa impor beras pada periode ini dapat “dihalalkan”. Tentunya alasan tersebut benar-benar tak masuk akal menurut penulis. Anggapan tersebut perlu dipatahkan dengan kalkulasi yang lebih mendalam. 

Kemudian dalam pernyataan tersebut disinggung mengenai valuasi kurs Rupiah yang sedang menguat terhadap Dolar AS yang artinya seolah-olah ini merupakan kesempatan emas untuk ber-impor ria.

Jika menilik pernyataan sebelumnya, seolah menampilkan suatu situasional genting nan parah. Padahal jika dikalkulasi—penulis—secara mendalam justru pernyataan tersebut sungguh tak relevan jikalau hanya digunakan sebagai dasar untuk menghalalkan opsi impor beras. 

Berpedoman dengan data terakhir, 2021, dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait konsumsi beras mingguan perkapita—perkapita adalah satuan per-orang—terhitung 1,451 kg artinya, secara kasar, setiap penduduk Indonesia mengonsumsi beras sebanyak 0,2072857143 kg atau—tersimplifikasi—setara 0,208 kg per-harinya. Maka pertahunnya, setiap penduduk Indonesia, mengonsumsi beras sebanyak 74,6228571429 kg atau setara dengan 74,629 kg. 

Pada data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia, baik usia produktif dan non-produktif, berjumlah 275,63 juta jiwa. Artinya pula, total konsumsi beras masyarakat Indonesia dalam satu tahun setara dengan 20.548.149.942.868 kg beras atau setara dengan 20,54815 juta ton, jika mengaca pada data 2021.

 Anggaplah saja pertumbuhan peningkatan konsumsi beras di Indoenesia mengikuti tren data BPS, maka peningkatan konsumsi pada 2022 tak lebih dari 5,221 persen, anggapan penulis konsumsi beras total masyarakat Indonesia di 2022 menjadi 21.621.004.762 kg atau setara 21,621 juta ton.

Kemudian bagaimana dengan kondisi stok beras di Indonesia?. Merujuk pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, produksi beras nasional—secara simultan—2019 sebesar 31,31 juta ton; 2020 sebesar 31,36 juta ton; dan 2021 sebesar 31,33 juta ton. Jika mengikuti tren tersebut serta diambil rerata pertumbuhannya maka produksi beras nasional—secara kasar—akan naik sebesar 0,12769% atau sebesar 0,04 juta ton pada 2022, yang artinya produksi beras nasional pada 2022 diperkirakan mencapai 31,37 juta ton. Kalkulasi kasar ini sejalan dengan hasil survei dari Kementrian Pertanian yang dirujuk melalui pernyataan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, bahwa pada panen tertinggi Maret-April 2022 sebesar lebih dari 18,3 juta ton, kemudian panen kedua pada Agustus-Oktober 2022 mencapai 13 koma sekian juta ton.

 Jika diasumsikan seperti kakulasi sebelumnya bisa jadi produksi beras atau panen beras pada periode Agustus-Oktober 2022 mencapai 13,24 juta ton. Dapat disimpulkan, bahwa permintaan beras pada sektor rumah tangga atau konsumsi beras masyarakat Indonesia—sesuai kalkulasi sebelumnya—sebesar 21,621 juta ton dan produksi beras nasional—sesuai kalkulasi sebelumnya—sebesar 31,37 juta ton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun