Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Baik Jangan Mengkritik, Karena Kritik Menghancurkan

16 Juni 2021   06:13 Diperbarui: 16 Juni 2021   19:57 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fifthstreetcounseling.org

 

Pasti banyak yang tidak sepakat, bahwasanya kritik itu menghancurkan. Yang ada - kritik berguna untuk memperbaiki.

Tapi kita boleh menguji keyakinan baru ini, untuk mendapatkan realitas sebenarnya sehingga untuk ke depannya tidak lagi mengedepankan kritik sebagai alat untuk memperbaiki.

Untuk mengetahui bahwa kritik itu bisa menghancurkan, maka pembuktiannya harus bisa kita rasakan secara pribadi, agar sungguh penghayatannya menjadi utuh.

Kita bisa mulai dengan percobaan kecil kepada anggota keluarga sendiri.

Cobalah untuk melakukan kritik ini setiap hari secara konsisten tanpa henti kepada isteri atau suami anda.

Mulailah kritik dari bangun tidur hingga malam hari lagi. Tanpa henti teruslah mengkritik apapun yang dilakukan oleh pasangan anda.

Dari mulai kritik, baju yang tidak rapi distrika, makan pagi yang terasa hambar, rumah yang terlihat kotor dan lain sebagainya. Setiap hari selama 1 bulan tanpa henti, apapun jawaban pasangan anda terhadap kritik yang disampaikan, anda tetap juga mengkritik jawaban yang diberikan tersebut.

Saya yakin anda tidak tidak akan mau melakukan apa yang saya gambarkan seperti diatas. Tanpa perlu menjalaninya, cukup membayangkannya saja anda sudah yakin, betapa besar kehancuran yang akan anda rasakan bukan?

Tapi untuk mereka yang tidak sensitif, bisa coba untuk melakukannya, tapi kerusakan yang ditimbulkan menjadi tanggungan sendiri.

Jadi apapun itu kritik yang dilontarkan secara terus menerus terhadap seseorang atau objek tertentu, akan menghancurkan yang dikritik dan juga pengkritiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun