Dengan berbekal pengetahuan ini, ia mulai merancang bisnis selanjutnya yaitu membuat solar panel untuk rumah tangga dan penyimpanan energi listrik dalam baterai untuk pemakaian masal, seperti dilakukannya di Australia dan katanya pembangkit tenaga surya ini juga yang akan dibawanya ke Indonesia.
Elon Musk juga memiliki cita-cita untuk menerbangkan manusia ke planet Mars. Tentunya ia juga harus belajar bagaimana membuat roket. Ternyata dalam perjalanan roket ke planet Mars belum tercapai, ia sudah meluncurkan bisnis baru Starlink. Yakni layanan internet melalui satelit yang berputar di orbit rendah.
Jadi keahlian membuat roket tadi melahirkan bisnis broadband satelit orbit rendah. Ini bisnis yang menguntungkan sekali.
Tiga bisnis tercipta - mobil listrik, pembangkit listrik tenaga surya dan layanan internet berbasis satelit orbit rendah.
Jadi akumulasi pengetahuan menciptakan bisnis baru, unsur hokinya untuk Elon Musk adalah waktu.
Andai saja sang koki pada cerita pertama tadi tidak buru-buru membuka restoran sendiri, tapi mulai dulu dengan menerima pesanan masakan untuk makan pesta-pesta kecil dirumahan, mungkin ceritanya akan menjadi lain.
Kejelian memanfaatkan akumulasi pengetahuan dan mencocokannya dengan kebutuhan yang muncul disekitar adalah jalan yang paling mulus mencapai sukses. Semoga