Dalam benak para marketer saat ini adalah berapa banyak perubahan-perubahan dalam perilaku konsumen saat ini yang akan tetap berlaku walaupun masa pandemi sudah berakhir.Â
Dan perilaku konsumen yang mana saat ini akan berlalu setelah pandemi berakhir.Â
Pertanyaan ini perlu dijawab agar para marketer ini bisa menentukan bagaimana mereka berkomunikasi dengan para konsumennya.Â
Tapi tidak ada satupun yang bisa yakin sepenuhnya apa yang akan terjadi.Â
Tapi ya sudahlah, memang sudah menjadi habitat dari mereka yang aktif dibidang marketing -- harus bergelut dengan ketidakpastian setiap waktu. Tapi kali ini keahlian mereka sungguh-sungguh ditantang.Â
Orang marketing tidak lagi berhitung berapa produk yang mampu mereka jual di triwulan kedepan, tapi bagaimana mempertahankan penjualan yang sudah ada ini tidak merosot.Â
Sedangkan kelompok marketer yang lain berpikir bagaimana mereka bisa bertahan agar triwulan kedepan perusahaannya tidak tutup. Karena pemotongan gaji dan lain-lain sudah tidak lagi mampu memberikan nafas untuk bertahan.Â
Ya, memang semua lagi serba susah -- memang ada beberapa kelompok menikmati keuntungan yang berlebih dari situasi pandemi ini, tapi itu semua sah-sah saja. Asalkan tidak bertentangan dengan hukum.Â
Kata orang -- kesulitan yang mendera akan memampukan orang untuk berpikir lebih kritis dan inovatif agar terlepas dari masalah yang menderanya. Â
Saya percaya ini, dialam semesta ini tidak ada yang sungguh-sungguh hilang kalau kita menyimak hokum kekekalan energi -- dia hanya berubah bentuk saja.Â
Contoh, mereka yang sekarang bisnis pusat kebugaran -- terpukul sekali.Â