Mohon tunggu...
James Manarisip
James Manarisip Mohon Tunggu... Freelancer - Simple man

I can do all this through almighty God.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Selamat jalan, Opa..

8 September 2020   22:30 Diperbarui: 8 September 2020   23:26 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alfred Riedl, Mantan pelatih timnas Indonesia, menghembuskan nafas terakhirnya hari ini..

Nama Alfred dikenal masyarakat dan berkibar ketika membawa semua mata masyarakat tertuju ke Piala AFF 2010, Tim Garuda yang bermain sebagai tuan rumah bermain perkasa di fase grup dan mampu mencapai babak final sebelum dikalahkan Malaysia yang lebih dikenal sebagai tragedi ''Bukit Jalil''

Alfred juga mampu membawa Timnas Indonesia mencapai klimaksnya, ketika di tahun 2016 mampu sekali lagi membawa Garuda mencapai babak akhir, sebelum dikalahkan Thailand di final, setelah comeback luar biasa di Pakansari di leg pertama.

Formasi andalan-nya 4-4-2 yang terkesan kuno, mampu diaplikasikan dengan daya juang semangat tinggi punggawa Garuda. Gonzales-Bachdim dan Boaz-Lilipaly di lini depan, Bustomi-Utina yang menjadi primadona lini tengah di 2010, di susul daya juang jelajah tinggi oleh Manahati-Bayu Pradana di AFF 2016 menjadi mesin diesel timnas ketika itu.

Di balik ketegasan itu, Riedl juga dikenal pelatih yang berani mencoret salah satu talenta terbaik tanah air yang pernah ada, Boaz Salossa, sebelum gelaran AFF 2010 karena tindakan indisipliner dan secara mengejutkan memilih Boaz menjadi kapten dan memimpin Tim Nasional 6 tahun kemudian..

Taktiknya mungkin tidak seindah Luis Milla atau setegas metode latihan Shin Tae Young. 

Tetapi, Timnas Indonesia yang diasuhnya mempunyai ciri khas bermain efektif, tidak gampang menyerah dan spartan sepanjang pertandingan. 

2 kali dia nyaris membawa Garuda mencapai kejayaan.

2 kali dia membuat masyarakat Indonesia mulai percaya dan menaruh harapan besar kepada timnasnya.

Dia juga pelatih yang tidak neko neko dan menuntut gaji besar padahal pekerjaannya mungkin merupakan salah satu pekerjaan  melatih tim nasional terberat di asia.

Selamat jalan, Opa

Terimakasih untuk semua perjuangan dan kenangan indah yang di ukir bersama Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun