O Ina ni Keke mange wisako
Mange aki Wenang tumeles waleko
We ane we ane we ane toyo
Daimo siapa kotare makiwe
O ina Ni Keke, lagu daerah Sulawesi Utara yang telah mendunia, menceritakan percakapan ibunya Keke dengan orang yang ditemuinya di jalan, setelah baru habis dari Wenang (Kota Manado) untuk membeli kue/permen/gula-gula untuk anaknya yang bernama Keke.Â
Lagu sekaligus artinya dituturkan jelas oleh ibu mertua saya yang berumur hampir 90 tahun,yang fasih bahasa Tonsea, dalam perjalanan menuju kampung halaman di Wanua Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara.
Pencipta lagu ini Raden Cajetanus Hardjasoebrata yang juga menciptakan beberapa lagu daerah Indonesia seperti Suwe ora Jamu tentunya punya alasan atau pengalaman khusus kenapa menceritakan percakapan ini dan diangkat sebagai lagu.Â
Lagu ini menggambarkan betapa bahagianya seorang anak desa ketika dibelikan permen jauh jauh dari kota oleh ibunya. Di akhir lagu ada percakapan dengan kolega ibunya Keke yang meminta juga permen yang dibeli walau cuma sedikit, tetapi jawabannya menggelitik : yah nanti sudah habis baru mau minta.
Lagu legendaris ini menggambarkan pengorbanan sang ibu untuk membahagiakan anaknya, sekaligus memberi gambaran bahwa untuk sekedar beli gula-gula harus turun ke Manado.
Dan dalam perjalanan pulang kampung tadi, Â ada pemandangan biasa di wilayah Manado sampai di Minahasa Utara yakni banyaknya gerai Alfamart/Midi dan Indomaret, sangat jelas karena identitasnya yang khas.
Untuk pemandangan di atas telah banyak pembahasan tentang alasan menjamurnya waralaba ini dihubungkan dengan  terbentuknya ekosistem supply dan demand perdagangan yang bertumbuh sehat.Â