Mohon tunggu...
Kompas FLP Rokania
Kompas FLP Rokania Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. STKIP Rokania

Kemerdekaan Pikiran, Kemerdekaan Dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kulon Bikin Bloon

5 Desember 2020   14:59 Diperbarui: 5 Desember 2020   15:21 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kulon Bikin Bloon, merupakan judul yang penulis sajikan dalam upaya merefleksi kesenjangan pendidikan. Selain itu, judul tersebut juga dikemas sebagai bentuk kebebasan berekspresi. 

Kulon sudah menjadi suatu istilah unik yang diserap dari singkatan Kuliah Online. Selain menjadi istilah, ternyata Kulon kini semakin eksis diperbincangkan di kalangan masyarakat karena kebijakan adanya Kulon tersebut menarik berbagai sudut pandang. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Alasan yang fundamental berlangsungnya Kulon adalah karena pertimbangan kondisi kesehatan yang kini terancam oleh monster gaib atau kita sebut dengan virus Corona (Covid-19).

Seringkali kita mengeluh soal pendidikan karena suasana belajar yang terkesan kurang kondusif dan parsial dalam hal menata sistem serta sarana dan prasarana lembaga pendidikan itu sendiri. Itulah salah satu bentuk kritik penulis, kenapa dalam pendidikan kita relatif menurun? Karena sistem pendidikan yang mandek. Sebagai contoh, guru masih membudayakan menghapal, bahkan menjastifikasi kewajiban hapalan, akhirnya pikiran peserta didik jadi buntu. Selain sistem, sarana prasarana juga kurang mendukung dan tidak menyeluruh. Kebanyakan fasilitas yang bagus hanya dirasakan lembaga pendidikan di kota-kota. Ini juga menjadi PR bagi pemerintah dan juga kita semua.

Kembali ke judul, Kulon Bikin Bloon. Sebenarnya secara sederhana dapat kita bayangkan kondisi pendidikan di Indonesia, termasuk perguruan tinggi yang kian terancam stagnasi akibat Covid-19 ini.

Dikutip dari Kompas.com, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Djagal Wiseso menyebutkan ada prediksi matinya perguruan tinggi akibat wabah pandemi Covid-19. Mantan Rektor Universitas Terbuka, Prof. Tian Belawati sepakat dampak dari Covid-19 telah menyebabkan disrupsi yang melebihi Revolusi Industri 4.0. Ia menyebut tak ada satupun negara di dunia ini yang bidang pendidikannya tidak terdampak oleh pandemi ini (Kompas.com/27 Juni 2020).

Secara pluralistik, dalam menanggapi kebijakan Kulon ini kita bisa melihatnya dari segi positif dengan argumen, demi menghindari penyebaran virus Corona. Tetapi konsekuensi negatif di balik itu lebih besar. Beberapa keluhan yang perlu disadari adalah hilangnya pelatihan karakter positif secara tidak langsung, keterampilan individu, dan pendidikan moral, pada Mahasiswa. Kuliah Online artinya menghambat Mahasiswa berkembang secara karakteristik, karena sensasi kuliah tatap muka sangat berbeda dengan Kuliah Online.

Akibat Kulon, Mahasiswa kehilangan sensasi nikmatnya relasi sosial (pertemanan), Mahasiswa tidak bisa menyaksikan langsung panduan karakter yang ada pada pembimbing mereka (dosen). Bahkan sering kali kita mendengar keluhan-keluhan tentang tugas. Selain itu, kendala kuota internet juga menjadi problem bagi kebanyakan Mahasiswa. Walau pun ada bantuan kuota, namun belum tentu meyeluruh. Kulon juga menjadi keluhan serius bagi masyarakat kalangan masyarakat bawah, misalnya untuk Mahasiswa yang tidak punya laptop atau gadget.

Kulon Bikin Bloon. Bloon dalam arti berkurangnya panduan karakter, moral, dan keterampilan secara langsung. Bahkan mengakibatkan ke-bloon-an pada mereka yang justru kurang perhatian dalam hal pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut, tentu ada inisiatif dari kita untuk menciptakan suasana kuliah yang menyenangkan seperti masa-masa sebelumnya. Salah satunya, bagaimana jika kuliah tatap muka tetap berlangsung namun harus mematuhi protokol kesehatan. Misal menggunakan masker, mencuci tangan, atau melakukan pengecekan kondisi tubuh.

Jamal Wahab 

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra STKIP Rokania.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun