Mohon tunggu...
jakfar shodiq
jakfar shodiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengangguran abaDI

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Lambe Turah"

13 Maret 2019   02:44 Diperbarui: 13 Maret 2019   02:59 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Konstelasi pilpres 2019 tidak hanya mengguncang  jagad politik dengan segala keriuhan debat kusir yg tidak skan ketemu ujung pangkalnya, tetapi juga merembet pada persoalan keyakinan akan kebenaran ajaran agama Islam do Indonesia,

Dulu dimasa kecil kita selalu di doktrin bahwa seorang yang mengerti agama Islam itu akan menjadi panutan masyarakat karena dengan ilmu Agama Islamnya yang dalam, seorang ustad apalagi kyai, aplagi yang sudah bergelar ulama itu adalah sosok yang teduh, seorang yang beradab tinggi, apalagi sebutan ulama sebagai pewaris Nabi Muhammad saw, tentu akhlakul karimah nya sangat patut diteladani.

Tapi di masa tua ini kita kog menjadi bertanya tanya tentang kebenaran doktrin yang kita terima dimasa kecil, 

Bagaimana tidak sekarang ini kita disuguhi atraksi seorang ustad yang  dalam berceramah selalu menguamakan ego nya, dalil Nash dan hadis disampaikan kata kata umpatan dengan alasan orang jawa timur yg bicaranya ceplas ceplos, padahal kata kata tersebut dianggap wajar di jawa timur kalau yang jadi lawan bicaranya itu teman sebaya dan tidak di muka umum. tapi ustad ini bicaranya dalam berdakwah penuh dengan makian, bahkan kepala negara yang seharusnya di hormati dia maki maki.

Okelah saya anggap wajar ustad yang bangga disebut gus meskipun bukan keturunan kyai ini ternyata tidak pernah menimba ilmu di pesantren, jadi wajar kalau tidak paham kitab kuning. jadi tidak memahami adab dalam beragama.

Tapi ada orang uzur yang bekas ketia ormas keagamaan besar dan berani meng klaim bahwa gerombolannya adalah partai Allah ternyata juga dalam berucap senantiasa penuh dengan fitnah, dalam agama Islam jelas di doktrinkan kalau bicara yang lemah lembut, dan bila menyebut nama orang lain itu dengan sebutan yang baik dan menyenangkan, tapi apa yang kita fengar dari mulutnya hanya ujaran kebencian dan fitnah, menyebut kepala negarapun dengan panggilan kowi.

Yang lebih parah lagi adalah seorang yang bergelar ulama karena bekerja di majelis ulama indonesia, juga rajin menghamburkan fitnah dan tuduhan keji. bahkan dia syiar kan melalui internet ke seluruh penjuru dunia.

Kalau orang sekelas ustadz,apalagi sekelas ulama , sudah tidak bisa dijadikan panutan, maka timbul pemikiran pemikiran nakal di otak kita.

Apakah ajaran agama Islam jaman Niw memang sudah di upgrade tidak lagi sesuai dengan doktrin doktrin yang kita terima dimasa kecil dulu ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun