Mohon tunggu...
Erie Jaegar
Erie Jaegar Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ar-Rahman

✅ 🎓 Public Health of University Wiralodra Indramayu ✅CGK 🇮🇩 ~ TPE 🇹🇼

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Penulis Latah

21 Februari 2019   12:12 Diperbarui: 21 Februari 2019   12:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya semua manusia itu berkehendak sesuai apa yang ia lihat. Contohnya jika melihat seseorang itu sukses dalam suatu hal. Pasti dalam benaknya berkehendak/berkeinginan sesuai apa yang ia lihat. Tanpa mengamati dengan seksama, apakah mampu jika melalukan apa yang ia lihat dari orang lain untuk dirinya sendiri. 

Manusia selalu merasa tidak pernah puas dalam segala hal, dalam menulis salah satunya. Contohnya jika ada seorang penulis puisi yang lantas kemudian terjun ke dunia penulisan skenario, akan sangat lucu sekali dalam hal ini. 

Puisi yang tentu setiap baris sajaknya terdapat diksi yang mendayu-dayu. Lantas ia harus menulis skenario yang notabene menuliskan sebuah adegan secara visual. Seorang penulis puisi yang demikian. Tentu, akan merasa sangat kesulitan ketika beradaptasi di awal saat menulis. Atau sebaliknya, seorang penulis skenario yang hendak akan menulis puisi atau apapun yang berbau fiksi. Pasti ia akan merasa sangat kesulitan. Itulah manusia dengan segala kemauannya tanpa berpikir apakah mampu untuk merealisasikannya.

"Kenali dirimu dan kebutuhanmu sendiri. Tergoda sama apa yang orang lain miliki itu adalah hal yang manusiawi. Namun, memaksakan segala cara untuk memiliki hidup orang lain hingga lupa sama apa yang cocok buat hidup kita sendiri, adalah resep menuju hidup yang kacau" --Bernard Batubara

Apa yang dikatakan Bernard Batura selaku penulis muda Indonesia yang menginspirasi saya. Tentu, benar sekali apa yang ia lontarkan tersebut jika untuk memaksakan sebuah keinginan dalam memiliki sesuatu yang dibatas kemampuan kita. 

Dalam konteks ini tentu, semua hal yang berhubungan dengan menulis. Penulis multitalenta pasti akan bisa mewujudkan kelatahannya dengan terus beradaptasi, dari kecanggungan tulisan yang tidak biasa ia tuliskan, menjadikan bisa untuk menuliskannya. Supaya terhindar dari hidup yang kacau. Maka, merealisasikan kelatahannya menjadi kenyataan bukan sekadar angan yang hanya diandai-andaikan saja. Mari menjadi penulis latah!


Indramayu 21/02/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun