Mohon tunggu...
Komang JaeAdvaita
Komang JaeAdvaita Mohon Tunggu... Auditor - Profesi sebagai pemain futsal

Hobi menulis dan juga berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memadamkan Api Hoaks dalam Konflik Antar Individu

29 Juli 2022   15:12 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi memang sulit untuk dibendung ditambah dengan adanya pandemi yang bergejolak membuat semua orang bergantung pada dunia digital termasuk juga media sosial, karena sarana ini sangat memungkinkan kita untuk saling bertukar informasi dari individu satu dengan yang lainnya untuk mengetahui apa saja yang terjadi di hari kemarin maupun di hari sekarang ini. Tahun 2022 memang zaman dimana media sosial marak digunakan, dan bahkan masyarakat Indonesia menjadi sangat konsumtif dalam memakai media sosial, saking konsumtifnya masyarakat Indonesia dinobatkan oleh Digitital Civility Index (DCI) sebagai masyarakat konsumtif sekaligus netizen yang paling tideak sopan Se-Asia. Indonesia dinobatkan sebagai netizen tidak sopan karena ada 3 faktor, yakni faktor berita hoaks, penipuan, dan juga ujaran kebencian yang dimana kasus dari faktor tersebut melonjak drastis.

Faktor yang paling utama terjadi di Indonesia yakni berita hoaks. Berita hoaks merupakan berita palsu yang dibuat oleh suatu oknum dengan tujuan untuk kepentingan pribadi. Kita semua pernah mengalami ketika smartphone kita bergetar memberikan notifikasi denga isi pesan berita yang sengaja dibuat seolah olah terjai sehingga nantinya kita percaya isi dari berita tersebut, contohnya pesan hoaks yang kita sering terima yakni berita bahwa kita menang undian mobil namun diminta untuk membayar administrasi. Mirisnya disini masih banyak masyarakat Indonesia yang langsung percaya bahwa mereka memenangkan undian tersebut, padahal secara logika jika kita tidak mengikuti sebuah undian, mana mungkin kita bisa mendapatkan hadiah dengan percuma, dan jika memang kita menaang undian maka seluruh biaya akan ditanggung oleh panitia penyelenggara baik itu dari segi administrasi dan lainnya. Hal diatas baru menunjukkan 0,01% berita hoaks yang ada di Indonesia, sebenarnya masih banyak berita hoaks yang bertebaran di media sosial yang tak kerap juga menimbulkan konflik dilingkup masyarakat.

Hal yang mendasari Indonesia masih marak terjadi berita hoaks dimedia sosial yakni, masayrakat Indonesia atau netizen Indonesia masih bersifat gegabah. Netizen Indonesia dikatakan bersifat gegabah karena netizen kita langsung menelan informasi yang dia dapatkan secara mentah mentah, mereka tak mau menyaring keaslian berita tersebut sebelum mereka men-sharing berita itu kembali. Selain itu, netizen kita sering kali di propaganda dengan mudahnya. Propaganda merupakan sebuah pesan  dari suatu orang ataupun kelompok yang dimana pesan tersebut sudah direncanakan untuk menghasut seseorang, propaganda sendiri merupakan pesan yang bersifat negative karena tujuannya untuk menghasut dan mengendalikan seseorang maupun kelompok. Bisa dilihat dengan banyaknya konflik konflik yang terjadi yang dilatar belakangi dari berita palsu tersebut, walaupun hanya sebuah pesan singkat namun konfliknya akan menjadi berat.

Dari berita hoaks tersebut akan terjadinya propaganda, yang dimana proses mengontrol emosi masyarakat luas dan juga individu lainnya untuk mempercayai pesan yang sudah direncanakan. Akibat dari propaganda ini tak lain dan tak bukan yakni sebuah konflik, yang mungkin akan menimbulkan efek berkepanjangan. Konflik inilah yang sering sekali kita temui, banyak konflik konflik sepele yang kita lihat diberita berita yang disebabkan oleh pesan hoaks, dan sangat kita sayangkan ada berita konflik keluarga yang memakan korban jiwa dikarenakan hoaks. Berita palsu ini memang sangat besar dampaknya apabila seseorang sudah terpengaruh dari propaganda pesan palsu tersebut, seseorang akan bersifat egois dan tak mau mendengarkan penjelasan orang lain.

 

Konflik dari berita hoaks sering kita temui, seperti konflik perkelahian anak remaja yang disebabkan oleh berita hoaks. Sering kali kita melihat berita pertengkaran anak remaja yang dilakukan dijalanan, lapangan, maupun tempat umum. Saat konflik itu berlangsung, anak remaja tersebut sebelumnya mendapat berita hoaks, berita tersebut berisi bahwa anak A dikatai seorang anak cengeng oleh anak B. Berita tersebut sebenarnya hanya berita palsu namun, karena si anak A langsung menelan mentah mentah berita dari temannya, si anak A akan terpropaganda dan akan melakukan Tindakan yang memicu konflik. Tanpa pikir panjang si anak A akan berkonflik dengan si anak B dan terjadilah perkelahian yang berakhir dengan videonya viral disosial media. Setelah pihak berwenang menangani kasus tersebut dan keduanya diperiksa, benar saja alasan si anak A berkonflik dengan si anak B yakni “Katanya saya dibilang anak cengeng”, kalimat katanya tersebut sangatlah menjadi ambigu sebab, jika memang itu terjadi tidak mungkin ada kalimat “Katanya saya” dan benar saja konflik itu disebabkan oleh berita hoaks.

Disetiap ada permasalahan pasti saja ada jalan keluarnya, ibarat pepatah ada 1001 jalan menuju Roma, maka sama ada 1001 cara untuk menyelesaikan konflik. Nah dari konflik diatas ada beberapa solusi yang akan dapat mencegah masyarakat terhindar dari berita hoaks, diantaranya :

  • Adanya Kesadaran Diri
  • Kesadaran diri merupakan hal yang paling penting, dimana seseorang harus menyadari Tindakan mereka sebeleum mereka melakukannya. Seperti adanya konflik, masyarakat harusnya sadar bahwa masalah ini bisa diselesaikan dengan baik tak harus dengan berkonflik panjang.
  • Memperbanyak Literasi Digital
  • Dengan cara memperbanyak literasi digital, seseorang akan mampu membedakan pola komunikasi yang baik dan mana yang tidak, sebab didalam komunikasi ada pesan tersurat dan juga tersirat.
  • Jangan Bersikap Gegabah
  • Dalam menghadapi suatu informasi, kita tidak perlu gegabah. Harus tenang dan jangan emosi, baca dulu informasinya, cari tahu dulu kebenarannya baru diambil kesimpulannya.
  • Adakan Mediasi, Bukan Anarki
  • Ketika ada informasi yang mengatakan bahwa ini sebenarnya buruk, atau menjatuhkan orang lain. Kita adakan sebuah mediasi terhadap kedua belah pihak apakah yang membuat ini memang betul orang itu atu bukan, karena seperti diawal dizaman sekarang seseorang bisa memiliki lebih dari satu akun di satu platform sosial media.
  • Diselesaikan Dengan Komunikasi Yang Baik
  • Ketika menghadapi konflik yang dimana masanya sudah dipropaganda, perlu adanya pihak yang mengalah untuk tidak bersikap keras. Salah satu pihak harus bersifat tenang dan tidak terpancing.
  • Perlunya Sosalisasi Mengenai Bahaya Membuat dan Menyebarkan Berita Hoaks
  • Masyarakat masih banyak yang melakukan penyebaran berita hoaks karena mereka belum menyadari tuntutan apa yang mereka hadapi jika melanggar hal tersebut. Nah disini peran setiap daerah harus memasang himbauan tersebut, supaya tidak adanya konflik antatar masyarakat.

Nah jadi itu merupakan cara memadamkan api hoaks yang menjadi penyebab konflik antar individu, semoga dapat membantu dalam menyelesaikan konflik antar individu yang terjadi karena berita hoaks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun