Mohon tunggu...
Jackson Kumaat
Jackson Kumaat Mohon Tunggu... -

"Politisi muda yang selalu berharap adanya perbaikan hidup bangsa dan negara yang lebih baik dan benar melalui tulisan-tulisan, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang disegani dan negara yang dihormati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buka Puasa di Gereja

18 Agustus 2011   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="607" caption="KERUKUNAN ANTAR-UMAT BERAGAMA: Acara buka puasa warga Muslim bersama warga Kristen yang digelar di halaman Gereja GMIM Sentrum Manado. (Foto: Lukman/Manado Post)"][/caption]

ADA hal yang unik di halaman Gereja GMIM Sentrum Manado, kemarin (17/8/2011) sore. Warga Muslim menggelar acara buka puasa diiringi lagu-lagu rohani Kristen.

Bagi sebagian orang, mungkin acara ini bisa dibilang tidak biasa. Tapi bagi warga di Manado Sulawesi Utara (Sulut), simbolisasi kerukunan umat beragama telah berlangsung sejak lama. Tokoh agama dan masyarakat di Manado, sudah terbiasa saling tolong-menolong tanpa memandan latar belakang agama yang bersangkutan.

Mungkin itulah yang menjadi niat baik manajemen Hotel Aston Manado, untuk kembali memelihara kerukunan antar-umat beragama. Momentum Proklamasi HUT RI ke-66 menjadi bukti sejarah manusia, bahwa umat beragama bisa hidup rukun dan damai.

Memang harus saya akui, kerukunan umat beragama di Sulut, khususnya di Manado, beberapa kali diuji. Namun dengan komunikasi di kalangan elit tokoh agama dan masyarakat, konflik bisa segera diredam melalui musyawarah dan mufakat.

Saya sendiri sempat menyaksikan, warga terlihat terharu dan bersukacita, ketika beberapa menit menjelang waktu berbuka puasa. Pendeta Roy Lengkong, Pendeta J Sumerah dan General Manager Hotel Aston Manado Jaka Priyatna bersama Ustad Rahman Muhammad dari Masjid Achmad Yani Manado dan Dino Gobel Direktur Afiliasi Manado Post Group, melepaskan 5 ekor burung merpati dari pelataran Tugu Peringatan Perang Dunia II yang berada di halaman gereja Sentrum. Bagi banyak orang, burung merpati adalah simbol kedamaian umat manusia dunia.

Bangunan gereja GMIM Sentrum ini adalah bangunan tua peninggalan Belanda. Di sekitar sini, sangat banyak burung gereja yang masih bertahan hidup. [Baca: Burung Gereja Sentrum Manado] Mudah-mudahan,kehadiran lima ekor burung merpati tersebut akan menyemarakan kawanan burung gereja dengan kedamaian.

Dan menjelang tanda beduk buka puasa, sekelompok paduan suara anak muda dari Gereja GMIM Sentrum menyanyikan beberapa lagu rohani Kristen yang bertemakan kerukunan dan persaudaraan. ”Alangkah bahagianya, hidup rukun dan damai…’’

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on : Kompasiana | Facebook | Twitter | Blog | Posterous | Company | Politics

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun