Mohon tunggu...
Yakobus Mite
Yakobus Mite Mohon Tunggu... Jurnalis - Perubahan itu Kekal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Gereja dalam Dunia Pendidikan

18 Oktober 2020   02:47 Diperbarui: 18 Oktober 2020   07:01 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Jack Mite, Penulis dan Pegiat Pendidikan (Dok.Pri)

Sejarah mengenai kehadiran gereja katolik di Indonesia tertulis dalam buku yang berjudul Empat Ratus Limah Puluh Tahun Gereja Katolik Indonesia (1534-1984). Peluncuran buku ini melalui perayaan besar-besaran di Jakarta dari tanggal 08-12 Juli 1984 dan diakhiri dengan perayaan ekaristi di Stadion Senayan.  Artinya Gereja Katolik hadir di Indonesia sejak tahun 1534 hingga saat ini secara tidak terputus di bumi Nunsantara, diambil dari buku tulisan Mgr. B. Visser, MSC dengan judul "Onder Portugeesche Vlag" yang menceritakan seorang saudagar Portugis bernama Gonsales Veloso yang membaptis raja Mamoya, kampung utama di pulau Moro, Halmahera Utara.

Sebelumnya ada buku sejarah pertama menurut Steenbrink tentang Sejarah Gereja Katolik Indonesia yang pernah ditulis oleh Romo Arnoldus van der Velden S.J. dengan judul De Roomsch-Katholieke Missie in Nederlandsch Oost-Indie 1808-1908 yang diterbitkan pada tahun 1908 dalam rangka merayakan 100 tahun "kembalinya" misi Gereja Katolik di Hindia Belanda (Indonesia). Dalam sejarah Kolonial, Gereja Katolik pada masa itu berada dalam masa kelemahan absolut atau periode paling gelap bagi misi Katolik, tulis Armada Riyanto CM dalam buku "Menjadi Gereja Indonesia yang Gembira dan Berbelaskasih" yang diterbitkan pada tahun 2015.

Panorama perjalan panjang misi Gereja Katolik mulai tahun 1808 hingga pada awal abad ke-20 cukup Panjang. Gereja Katolik melakukan "gebrakan" baru yang kelak akan menjadi fondasi aktivitas misioner di Indonesia melalui Pendidikan yang dilakukan oleh Romo Franciskus Georg Josef Van Lith SJ yang lahir pada tanggal 17 Mei 1863 di Belanda. Pendidikan merupaka strategi untuk "membumikan" iman Katolik dan dalam konteks kultural Jawa merupakan "corak baru" atau cara baru dalam pewartaan Injil.

Foto Romo Van Lith, Tokoh Pendidikan Indonesia 
Foto Romo Van Lith, Tokoh Pendidikan Indonesia 

Tahun 1904, Romo van Lith sapaan akrabnya, membaptis 171 orang Jawa di Kalibawang dan di tahun yang sama mendirikan sekolah guru. Tahun 1906, Romo Van Lith mendirikan sekolah untuk kepala guru atau yang kita kenal saat ini sekolah untuk calon kepala sekolah. Pada tahun 1908, Romo Van Lith mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak putri. Tidak hanya itu, Romo Van Lith mendirikan juga sekolah guru putri pada tahun 1916. Sejak saat itu, Pendidikan menjadi sarana indah untuk memasuki kultur masyarakat, lebih khusus masyarakat Jawa. Selain itu dalam mendukung sumber daya manusia (SDM), Romo van Lith mendirikan Kweekschool (Sekolah guru berbahasa Belanda) dan mendapat rekognisi atau akreditasi dari pemerintahan kolonial, yang menjadi prasyarat agar dapat bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah kolonial, tulis Armada Riyanto CM.

Komitmen serta misi Gereja Katolik dalam pewartaan Injil melalui dunia Pendidikan melewati perjalanan yang sangat Panjang dari masa ke masa tanpa kenal lelah dan terus melakukan invonasi sesuai dengan perkembangan zaman melalui kurikulum pendidikan yang diterapkan. Selain Romo Van Lith, Gereja Katolik terus membuka sekolah-sekolah Katolik melalui Misionaris baik Biarawan maupun Biarawati yang tersebar hampir dibeberapa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Sabang sampai Marauke, bahkan jauh sebelum NKRI Merdeka. Berdasarkan sejarah di atas, Gereja Katolik bisa dikatakan sebagai perintis Pendidikan di Indonesia, ungkap penulis yang akrab disapa Jack Mite.

Penulis, Pegiat Pendidikan

Jack Mite

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun