Mohon tunggu...
Yakobus Mite
Yakobus Mite Mohon Tunggu... Jurnalis - Perubahan itu Kekal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berpikir Kritis menjadi Tujuan Pembelajaran

25 Juli 2019   14:17 Diperbarui: 26 Juli 2019   19:23 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis saat menjadi Narasumber pada kegiatan MGMP dan MGBK Rayon Golewa Raya

Pembelajaran abad 21 dan Era Revolusi industry 4.0 lebih berorientasi pada berpikir kritis siswa, artinya kegiatan pembelajaran harus memberdayakan kemampuan berpikir kritis dalam lingkungan global yang sangat dinamis, ungkap Yakobus Mite saat menjadi narasumber pada kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGMP dan MGBK) Rayon Golewa Raya pada tanggal 22 Juli 2019 di aula serbaguna SMP Negeri 1 Golewa. Realita kehidupan saat ini dengan begitu banyak persoalan yang terjadi secara global, kita semua dituntut untuk bisa mengatasi berbagai persoalan. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran di kelas, perlu ada revolusi teknik, strategi, medote dan model pembelajaran agar kemampuan berpikir kritis siswa terus diasah sehingga terbiasa untuk menyelesaikan masalah dalam menghadapi tantangan global saat ini.

Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlihat melalui hasil belajar siswa. Lebih lanjut Corebima (2006) mengatakan bahwa hasil dari suatu pembelajaran bermakna berpeluang besar bermakna, baik pada aspek kognitif, efektif, maupun psikomotor. Agar tujuan pembelajaran abad 21 dan pembelaran era revolusi industri 4.0 yang berorientasi pada berpikir kritis siswa tercapai, maka perlu ada revolusi dalam pembelajaran.

Tujuan Pembelajaran Abad 21  agar siswa memiliki kemampuan untuk;

  • Communication (komunikasi)
  • Collaboration (kerjasama)
  • Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan Pemecahan Masalah)
  • Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi)

Pembelajaran era revolusi industri 4.0, berorientasi agar siswa mampu bersaing, kreatif, inovatif serta kompetitif, salah satunya adalah agar siswa mampu mengoptimalisasikan teknologi sebagai alat bantu pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang mampu bersaing secara global. Metode, strategi dan model pembelajaran di kelas harus sejalan dengan revolusi atau perubahan saat ini, ungkap Drs. Vinsensius Milo, MM yang juga adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ngada saat membuka kegiatan MGMP Golewa Raya di Were beberapa waktu lalu.

Foto Penulis pada kegiatan pelatihan menyusun soal HOTS
Foto Penulis pada kegiatan pelatihan menyusun soal HOTS

Lebih lanjut, RD. Drs. Kristoforus Betu, Pr., S. Pd selaku ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Golewa Raya dalam sambutannya mengatakan bahwa MGMP dan MGBK Golewa Raya merupakan agenda rutinitas yang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka peningkatan kompetensi guru-guru. RD. Kristo sapaan akrabnya mengharapkan agar perlu ada pendampingan dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Ngada pada kegiatan-kegiatan yang telah diagendakan. RD. Kristoforus dan segenap keluarga besar MGMP dan MGBK Golewa Raya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Kepala Dinas Pendidikan yang telah berpartisipasi pada kegiatan ini.

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat diukur oleh guru melalui soal HOTS. HOTS merupakan singkatan dari Higher Order Thinking Skills yang artinya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Istilah ini pertama kali muncul sebagai salah satu buah pikir seorang psikolog pendidikan Amerika, Benjamin Samuel Bloom. Salah satu kontribusi beliau untuk pendidikan terbit pada tahun 1956 melalui buku Taxonomy of Educational Objectives. Pikiran Bloom kemudian direvisi oleh David Reading Krathwohl, dan Lorin W. Anderson pada tahun 2001 dengan urutan taksonominya; tingkat C1 remember (mengingat), C2 Understand (memahami), C3 Apply (menerapkan), C4 Analize (menganalisis), C5 Avaluate (mengevaluasi), dan C6 Create (mencipta). Soal HOTS bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Pembelajaran Abad 21 dan Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 berorientasi pada berpikir kritis siswa, maka diharapkan agar wadah MGMP mampu menjawab persoalan guru dalam hal kompetensi. Untuk itu pada kegiatan pembelajaran dan dalam menyusun soal HOTS kompetensi guru sangat harapkan, tutup penulis yang akrab disapa Jack Mite.

Penulis: Yakobus Mite

Alumni Program Pascasarja Universitas Negeri Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun