Judul berita menjadi salah satu bagian penting dalam persaingan bisnis media baru. Judul berita menjadi indikator penilaian mengenai topik-topik yang dianggap penting (Anis, 2013, hal 2).Â
Letaknya yang strategis menjadi santapan awal yang menentukan ketertarikan pembaca untuk membaca berita sampai selesai. Judul berita juga memberikan kontribusi seberapa menjual suatu media, karena semakin banyak pembaca maka semakin banyak pula keuntungan yang didapatkan.
Persaingan yang melibatkan judul berita tidak hanya terjadi pada persaingan media baru. Persaingan serupa sudah ada sejak media cetak masih menjadi pilihan utama untuk mencari informasi.Â
Pada awal abad 20, The New York Post menerapkan prinsip jurnalisme halaman depan (Syah, 2014, hal. 247). Tradisi koran di Amerika Serikat pada saat itu tidak membedakan antara berita yang penting atau tidak.Â
Begitu pula dengan halaman bagian dalam maupun depan. Namun The New York Post membuat halaman depannya penuh warna, membuat judul berita dengan huruf yang jauh lebih besar dan tebal, dan memasang foto yang ukurannya dalam selebar halaman koran tersebut.
Konsep tersebut menunjukan cara The New York Post bertahan dalam persaingan media cetak pada saat itu. Membuat halaman depan dengan tampilan menarik tentu diharapkan pula agar pembaca lebih tertarik untuk membeli media cetak tersebut dibandingkan dengan media cetak lainnya. Prinsip yang sama juga dapat kita saksikan melalui persaingan media daring di era media baru.
Jurnalisme halaman depan menjadi strategi yang inovatif, pada saat itu, dan masih relevan jika melihat media cetak pada masa sekarang. Dengan kehadiran teknologi internet, persaingan media serupa meluas keranah media daring.
Persaingan antara pelaku bisnis media sejenis menjadi sangat ketat karena persaingan tersebut juga dapat berpengaruh pada persaingan bisnis media lainnya. Kredibilitas pelaku bisnis media pada salah satu bisnis media berpengaruh pada bisnis media lainnya.Â
Terjaganya kredibilitas setiap sektor bisnis media memberikan daya pikat lebih bagi sektor bisnis media lainnya (Margianto dan Syaefullah, n.d., hal. 30). Artinya, dengan daya pikat yang lebih tinggi media memiliki daya saing yang lebih tinggi pulang dalam mengungguli pesaing-pesaingnya.
Hampir sama dengan media cetak, daya saing yang dibutuhkan media daring juga menentukan keberlangsungan hidup bisnis media tersebut. Pada media konvensional, media menjual kolom kepada para pengiklan yang menjadi sumber penghasilan utama media cetak.Â