Mohon tunggu...
Izzudin Maruf
Izzudin Maruf Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Biasa Jurusan Sastra kampus Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hachiko, Anjing Jepang yang Memiliki Sifat Humanisme

2 April 2020   22:20 Diperbarui: 2 April 2020   22:28 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adanya hubungan yang sangat erat tersebut antara karya sastra dengan manusia, membuat terjadinya timbal balik antara karya sastra dengan manusia. 

Pengarang menciptakan karya sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungan kehidupan manusia. Dengan kata lain, karya sastra dapat dipengaruhi dan mempengaruhi manusia. Hal itu membuat karya sastra dapat dikatakan sebagai cerminan dari kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan suatu cerminan atau gambaran kehidupan masyarakat yang terjadi pada zamannya.

Cerita Hachiko merupakan cerita yang berdasarkan pada kisah nyata di Jepang. Hachiko adalah seekor anjing setia yang karena kesetian kepada majikannya, sampai-sampai dibuatkan patung memorial untuk mengingatnya. 

Patung Hachiko terdapat di dekat pintu stasiun Shibuya Tokyo, dimana dia biasa menunggu majikannya. Patung ini dibuat pada masa perang dunia ke dua dan direnovasi kembali setelah perang dunia ke dua. 

Pada masa sekarang, tempat tersebut sering dijadikan tempat untuk menunggu teman, atau tempat janjian. Mungkin terdapat beberapa versi mengenai cerita Hachiko ini tetapi yang akan penulis mencoba bahas adalah cerita Hachiko yang ditulis oleh Kaneto Shindo yang diterbitkan oleh Shogakukan pada terbitan yang ke-20 tahun 1981.  

Haciko Monogatari merupakan cerita fiksi yang diangkat dari kisah nyata tentang seekor anjing yang bernama Hachi yang sangat setia kepada majikannya. Hachi adalah seekor anjing  keturunan asli dari Akita yang ciri khasnya adalah bentuk ekornya yang melingkar.  

Hachi lahir dari seekor anjing betina yang bernama Aka. Aka adalah anjing betina keturunan asli dari Akita milik keluarga Kondo yang tinggal di Odate prefektur Akita. 

Pada waktu itu Aka melahirkan empat ekor anjing dan Hachi adalah salah satunya.  Teman keluarga Kondo yaitu Kakita meminta salah satu anak Aka untuk atasannya yang bernama Mase. 

Mase menginginkan anak anjing keturunan Akita asli untuk temannya yang tinggal di Tokyo. Karena itu tidak lama setelah Hachi lahir yaitu kira-kira 20 hari setelah lahir, Hachi langsung dikirim dengan kereta barang ke Tokyo tepatnya ke keluarga Ueno yang tinggal dekat stasiun Shibuya.  

Ueno Shujiro adalah seorang professor dan dosen fakultas pertanian di Universitas Tokyou Tei yang sekarang bernama Universitas Tokyo. Selain istri dan anaknya yang bernama Chizuko, di rumah Ueno tinggal juga seorang Shosai (orang yang tinggal dan bantu-bantu sambil belajar di rumah orang ) yang bernama Ogata  dan seorang pembantu rumah tangga yang bernama Oyoshi. 

Chizuko sangat suka memelihara anjing. Ketika anjingnya yang bernama Gonsuke mati ia sangat sedih. Dan ketika itu datanglah Mase yang kemudian secara tidak sengaja Ueno meminta pada Mase seekor anjing keturunan Akita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun