Mohon tunggu...
Izzatul Firdaus
Izzatul Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiwa

Early Childhood Education.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunda, Intip Perkembangan Bahasa Reseptif pada Anak

9 Maret 2021   17:25 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang tua mana yang tidak mengiginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Memiliki anak yang sehat, ceria, dan cerdas adalah harapan semua orang tua, namun untuk mewujudkan impian itu tentunya membutuhkan proses dan stimulus yang baik dan sesuai dengan perkembangan anak dan orang tua lah yang memegang peran utama dalam mengendalikannya. Berbicara tentang perkembangan anak tidak akan luput dari perkembangan bahasa pada anak, manusia berkomunikasi melalui 2 cara yaitu berbicara dan mendengar begitu pula dengan seorang bayi, perkembangan bahasa pada bayi berlangsung dalam tahapan yang terstruktur dan teratur sesuai dengan usianya. Kemampuan berbahasa ketika bayi adalah suatu hal yang luar biasa yang  tanpa kita sadari ternyata bayi menghadapi tantangan yang lebih sulit dari pada ketika tantangan ketika kita mempelajari bahasa asing, karena apa? Karena bayi terlebih dahulu harus menyesuaikan diri dengan segala bunyi-bunyian bahasa yang dia dengar dari lingkungan sekitarnya setelah mampu beradaptasi baru lah dia memahaminya. Ketika bayi baru lahir dia hanya bisa menangis untuk menyampaikan apa yang dia rasakan namun seiring dengan bertambahnya usia bayi mampu mengucapkan kata pertama yang akan di ikuti dengan rentetan kata yang lainnya. Seorang ahli patalogi wicara-bahasa bernama Caroline Bown A.M. Ph.D. merangkum bahwa tonggak perkembangan kemampuan berbahasa anak terjadi pada rentang usia baru lahir hingga 5 tahun, tonggak perkembangan itu dibagi menjadi 2 yaitu: perkembangan bahasa reseptif dan perkembangan bahasa ekspretif. Kemampuan bahasa reseptif adalah kemampuan berbahasa yang meliputi mendengar dan mengerti ujaran orang lain. Umumnya kemampuan bahasa reseptif akan berkembang terlebih dahulu dibandingkan dengan kemampuan bahasa ekspresif. Pada kemampuan bahasa reseptif bayi akan melewati tahapan-tahapan sebagai berikut:

  • Pada usia 0-3 bulan

Seperti apa yang sudah ketahui bahwa bayi yang baru lahir hanya bisa menangis untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan, selain itu bayi yang baru lahir akan menyadari suara-suara yang berada didekatnya, dia juga mampu untuk mendengarkan percakapan yang terjadi disekelilingnya, namun mereka juga akan merasa kaget dan menangis ketika tiba-tiba muncul suara yang tidak dia inginkan. Suatu hal yang mencengangkan ketika bayi baru lahir hingga usia 3 bulan berusaha memalingkan wajah nya dan tersenyum ketika mendengar bunda memanggil namanya dan berbicara dengan nya. Bayi dibawah usia 3 bulan sudah bisa mengenali suara yang sudah familier ditelinga nya dan akan memperhatikan lebih seksama jika dia mendengar suara yang asing menurutnya.

  • Pada usia 4-6 bulan

Dalam rentang usia ini bayi sudah mulai menunjukkan perkembangan bahasanya dengan kemampuan merespon kata "tidak", responsif dengan perubahan nada bicara bunda serta kemampuannya untuk mengenali suara yang tidak berasal dari percakapan manusia, misalnya pada usia ini bayi mampu menikmati aliran musik dan irama dan tertarik pada sumber-sumber suara yang ada disekitarnya.

  • Pada usia 7-12 bulan

 Siapa yang tidak bahagia ketika mendengarkan tawa bayi saat kita menghiburnya dengan menangkupkan kedua tangan di wajah kemudian membukanya dengan berkata "cilukkbaa" .Usia ini merupakan usia yang menarik perhatian dan menyenangkan, karena pada usia ini bayi sudah terlihat mendengarkan saat diajak berkomunikasi, merespon pertanyaan dan permintaa bahkan dia juga sudah bisa memalingkan wajah dan menatap orang yang mengajaknya berkomunikasi. Dia telah mengenali nama-nam dan objek yang familier seperti nama ayah dan bunda.

  • Pada usia 1-2 tahun

Tak heran kenapa pada usia ini anak sering sekali meminta bunda untuk membeli buku cerita, karna pada usia ini anak sudah mampu untuk menunjuk gambar-gambar didalam buku dan mengikuti perintah sederhana selain itu anak juga suka mendengarkan cerita-cerita sederhana dan menikmati alunan lagu serta sajak sederhana yang diutarakan sang bunda.

  • Pada usia 2-3 tahun

Anak sudah mulai memahami 2 kalimat perintah misalnya " ayo nak dirapikan mainannya kemudian di simpan di lemari ya", mengerti konsep berlawanan seperti tinggi lawan nya rendah gelap lawan nya terang, anak akan memperhatikan suara bel rumah atau telepon dan menunjuk sumber suara tersebut dan meminta bunda nya untuk menjawab panggilan tersebut bahkan berusaha untuk menjawabnya sendiri.

  • Pada usia 3-4 tahun

Anak yang sudah menginjak usia 3-4 tahun mulai memahami kalimat pertanyaan yang sederhana, sudah bisa mendengar panggilan walaupun berasal dari ruang sebelah.

  • Pada usia 4-5 tahun

Pada usia ini anak akan menikmati beragam cerita, dapat menjawab pertanyaan sederhana dari cerita tersebut,  serta dapat mendengar dan memahami apa yang dikatakan oleh orang lain.

Sebagai orang tua hendaklah menstimulus perkembangan bahasa anak dengan cara berbicara dan mengajak anak bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan waktu perkembangan nya, selain kemampuan berbahasa kemampuan mendengar juga perlu di stimulus dengan membacakan cerita dan dongeng pada anak, karna kemampuan mendengar dan memperhatikan berperan penting dalam perkembangan bahasa anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun