Mohon tunggu...
Izzani Salsabillah
Izzani Salsabillah Mohon Tunggu... Lainnya - Suka menulis & membaca

Berorientasi untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Italia Buktikan Corona dari Virus Bukan Bakteri, Ini Faktanya

9 November 2020   21:53 Diperbarui: 10 November 2020   06:56 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : covid19.co.id - Hoax Buster


Pesan yang beredar lewat ini WhatsApp menyatakan bahwa pemerintah Italia menemukan lewat autopsi bahwa Covid-19 ternyata merupakan bakteri. Bakteri ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan membeku. Dengan penemuan ini, obatnya pun langsung diketahui dan diberikan pada 1.400 pasien sehingga mereka sembuh. Informasi ini menuduh WHO dan Cina bersekongkol membuat anjuran bahwa jenazah pasien Covid-19 harus segera dikubur untuk menutupi fakta tersebut, sehingga negara-negara lain membeli ventilator produksi Cina.

FAKTANYA, Kementerian Kesehatan Italia melalui situs resminya menjelaskan bahwa Covid-19 disebabkan oleh virus corona baru, yang merupakan keluarga besar virus penyebab MERS dan SARS. Selain itu, WHO pun tidak melarang autopsi jenazah pasien Covid-19. Bahkan, WHO dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS) merilis panduan autopsi yang aman.

KLARIFIKASI :

Beredasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Italia mengetahui Corona Virus adalah bohong bukan dari virus tapi dari bakteri adalah klaim yang salah. Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan Italia , dijelaskan bahwa virus korona baru (covid-19) adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Covid-19 adalah virus RNA untai positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron. Orthocoronavirinae subfamili dari keluarga Coronaviridae selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat genera coronavirus (CoV): Alpha-, Beta-, Delta-, dan Gammacoronavirus. Genus Betacoronavirus selanjutnya dibagi menjadi lima subgenera (termasuk Sarbecovirus). Virus korona diidentifikasi pada pertengahan 1960-an dan diketahui menginfeksi manusia dan berbagai hewan (termasuk burung dan mamalia). Sel epitel di saluran pernapasan dan saluran pencernaan adalah sel target utama. Sampai saat ini, ada tujuh jenis virus korona yang telah terbukti menginfeksi manusia.

Setelah virus Korona baru diidentifikasi oleh otoritas Tiongkok pada 7 Januari 2020, sejak itu Kementerian Kesehatan Italia belum mengumumkan penemuan obat atau mengubah pendiriannya tentang apa yang menyebabkan covid-19. Covid-19 dianggap sebagai penyakit yang disebabkan virus dan menjelaskan bahwa antibiotik adalah pengobatan yang tidak efektif karena covid-19 disebabkan oleh virus bukan bakteri. Masih dari sumber yang sama, WHO juga tidak melarang otopsi pasien covid-19. WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis pedoman bagi petugas kesehatan untuk melakukan otopsi secara aman terhadap pasien COVID-19 yang terkonfirmasi. Antibiotik, di sisi lain, tidak direkomendasikan pada pasien dengan Covid-19 karena penyakit ini disebabkan oleh virus dan antibiotik digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi bakteri.

Menurut WHO, sekitar 80 persen penderita Covid-19 akan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit. Tapi satu dari enam penderita bakal mengalami sakit yang parah. Dikutip dari BBC, dalam kasus yang parah ini, virus akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru sehingga kadar oksigen dalam tubuh menurun dan membuat penderita sulit bernapas. Untuk meringankan kasus ini, ventilator digunakan untuk mendorong udara, dengan meningkatkan kadar oksigen, ke paru-paru. Selain itu, ventilator memiliki pelembab udara, yang menambah panas dan kelembaban pada pasokan udara sehingga sesuai dengan suhu tubuh pasien. Pasien pun diberi obat untuk mengendurkan otot-otot pernapasan sehingga napas mereka dapat sepenuhnya diatur oleh mesin. Pasien dengan gejala lebih ringan dapat diberi corong yang dikenal sebagai ventilasi non-invasif, karena tidak memerlukan pipa internal. Bentuk ventilasi lainnya adalah tekanan saluran napas positif kontinyu (CPAP).

Dilansir dari India Today, berdasarkan penjelasan para praktisi kesehatan senior, tidak semua pasien Covid-19 membutuhkan ventilator dan ICU. Mereka yang membutuhkan ventilator dan ICU adalah pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau mengalami kegagalan multi-organ. Sergio Harasi, Direktur Unit Operasi Pneumologi Rumah Sakit San Giuseppe Italia, mengatakan, "Sebagian besar kematian Covid-19 disebabkan oleh pneumonia interstisial dan gagal napas. Klaim bahwa pasien tidak seharusnya diintubasi patut dipertanyakan."

REFERENSI :

https://covid19.go.id


https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-corona-virus-adalah-bohong-bukan-dari-virus-tapi-dari-bakteri-semua-ini-diketahui-oleh-negara-italicorona-virus-adalah-bohong-bukan-dari-virus-tapi-dari-bakteri-semua-ini-diketahui-oleh-negara-itali 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun