Mohon tunggu...
Izza Hanifa_22104080046
Izza Hanifa_22104080046 Mohon Tunggu... UIN Sunan Kalijaga

Saya adalah masasiswa UIN Sunan Kalijaga yang suka mengikuti kegiatan sosial dan keagamaan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Unik! Soto Disajikan dalam Batok Kelapa

21 Juni 2025   13:32 Diperbarui: 21 Juni 2025   13:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Soto Batok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Yogyakarta---memang tak pernah kehabisan ide dalam menciptakan pengalaman kuliner yang berkesan. Di wilayah Kalasan, Sleman, terdapat sebuah warung sederhana yang belakangan ramai dibicarakan karena keunikannya dalam menyajikan soto. Jika biasanya soto dihidangkan dalam mangkuk keramik atau melamin, warung ini justru menggunakan batok kelapa sebagai wadah penyajiannya. Warung yang dikenal dengan nama Soto Batok Mbah Katro ini menjadi magnet bagi para pecinta kuliner yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Dibuka mulai pukul enam pagi, tempat ini langsung diserbu pengunjung yang ingin menikmati sarapan dengan nuansa khas pedesaan.

Warung ini mengusung konsep tradisional yang sangat kuat. Sejak pertama kali melangkah masuk, pengunjung disambut suasana khas desa: bangunan dari kayu, tikar yang digelar di lantai tanah, serta tempat duduk berupa balai-balai bambu atau kursi kayu sederhana. Yang menjadi daya tarik utamanya tentu adalah sajian soto yang disuguhkan dalam batok kelapa. Pilihan ini bukan sekadar demi estetika, tapi juga sebagai bentuk inovasi yang menyatu dengan nilai lokal dan ramah lingkungan.

Foto Soto Batok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Soto Batok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Selain menonjolkan sisi visual yang unik, penyajian dalam batok kelapa ternyata juga mampu mempertahankan suhu kuah soto agar tetap hangat lebih lama. Aroma khas dari batok kelapa yang telah dibersihkan turut menambah kesan alami pada sajian. Soto yang disajikan terdiri dari nasi hangat, irisan daging sapi atau ayam, tauge, seledri, dan bawang goreng. Kuahnya bening, namun sarat rasa rempah yang membuatnya terasa hangat dan gurih di lidah. Di setiap meja tersedia sambal, jeruk nipis, serta kerupuk dan peyek sebagai pelengkap yang bisa diambil sesuai selera.

Salah satu hal yang membuat banyak orang rela antre adalah harga yang sangat terjangkau. Seporsi soto campur nasi hanya dibanderol Rp 7.000, sedangkan yang terpisah dengan nasi seharga Rp 9.000. Lauk pelengkap seperti sate usus, sate telur puyuh, perkedel, tempe goreng, ati ampela, hingga peyek bisa dinikmati dengan harga mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 3.000. Menu minuman pun tidak kalah murah, mulai dari es teh, es jeruk, hingga lemon tea hanya berkisar Rp 2.500 hingga Rp 3.500 saja. Bahkan, air putih pun tersedia dengan harga Rp 500, menjadikannya salah satu warung kuliner termurah yang tetap menjaga kualitas rasa.

Foto daftar menu (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto daftar menu (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Taqiya (21) mahasiswa pecinta soto, sudah beberapa kali mengunjungi warung ini. Ia menyampaikan kesannya dengan antusias. “Pertama kali ke sini karena lihat postingan teman di Instagram. Aku penasaran karena unik banget, sotonya disajikan pakai batok kelapa. Dan ternyata memang beda, rasanya tuh khas banget dan suasananya juga mendukung,” katanya sambil menikmati suapan terakhir sotonya.

Tak hanya soal rasa, suasana di sekitar warung juga menjadi nilai tambah tersendiri. Terletak di dekat hamparan sawah yang luas, pengunjung bisa merasakan udara segar dan pemandangan yang menenangkan mata. Tak sedikit yang memilih duduk lesehan di tikar sambil memandangi pemandangan hijau yang menyejukkan. Bagi yang tidak nyaman duduk di lantai, warung ini juga menyediakan pilihan tempat duduk dengan kursi dan meja kayu di bagian dalam.

Antusiasme pengunjung tidak hanya datang dari warga sekitar atau mahasiswa Yogyakarta, tetapi juga wisatawan luar kota yang penasaran setelah mendengar cerita atau melihat unggahan di media sosial. Tidak sedikit juga yang datang setelah berkunjung ke Candi Sambisari, karena jaraknya memang sangat dekat—hanya sekitar lima menit berjalan kaki. Warung ini menjadi persinggahan kuliner yang sempurna bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman makan yang otentik, sederhana, tapi sangat mengesankan.

Ketenaran Soto Batok ini memang sebagian besar berasal dari kekuatan promosi mulut ke mulut dan media sosial. Banyak pengunjung yang mengunggah foto soto dalam batok kelapa dengan latar belakang pemandangan sawah, menjadikannya daya tarik visual yang kuat di Instagram maupun TikTok. Inovasi sederhana ini berhasil memadukan unsur tradisi dan kekinian, menjadikan pengalaman kuliner bukan hanya soal rasa, tapi juga cerita.

Menjelang siang, pengunjung semakin ramai berdatangan. Beberapa bahkan rela antre hingga 15–30 menit demi mendapatkan tempat duduk dan seporsi soto hangat. Namun, tak ada yang mengeluh. Suasana yang akrab dan pelayanan yang ramah membuat waktu menunggu terasa menyenangkan. Anak-anak bermain di halaman, sementara para orang tua berbincang santai. Ada juga yang sengaja datang lebih awal agar bisa menikmati sarapan dalam suasana yang masih tenang dan sejuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun