Mohon tunggu...
Izmatul Izza
Izmatul Izza Mohon Tunggu... Mahasiswa - selamat datang orang orang baik

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemampuan Bahasa Reseptif Sangat Penting Dimulai Sejak Anak Masih Kecil

7 Maret 2021   19:30 Diperbarui: 7 Maret 2021   20:32 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemampuan berbahasa sangat penting bagi kehidupan semua manusia. Tak pandang tua maupun muda, masih kecil ataupun sudah dewasa, semua manusia membutuhkan bahasa untuk mengkomunikasikan suatu informasi, untuk mengekspresikan perasaan yang dirasakannya, dan untuk memahami suatu informasi yang didapat. Ketika anak sulit memahami orang lain atau mungkin sulit mengekspresikan perasaan yang di rasakan, kemungkinan anak mengalami gangguan dalam perkembangan berbahasanya. 

Perkembangan kemampuan berbahasa pada anak dapat dilihat dari bahasa reseptif nya dan bahasa ekspresif nya. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, akan sangat mudah di kembangkan mulai sejak anak masih kecil, karena di masa kecil itulah anak akan sangat mudah menerima pengetahuan baru yang di dapat dari orang yang ada di sekitar, karena pada dasarnya anak akan meniru apa yang dilihat kemudian nantinya di aplikasikan

Apa itu bahasa reseptif?

Apa itu bahasa ekspresif?

Yuk simak penjelasan di bawah. Eits, untuk kali ini yang dibahas terlebih dahulu adalah perkembangan bahasa reseptif, dan untuk perkembangan bahasa ekspresif akan di bahasa di artikel selanjutnya. Check it out 

Bahasa reseptif adalah kemampuan anak untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau yang dibaca. Secara umum, anak akan memahami bahasa yang di dengar dulu baru kemudian anak bisa mengkomunikasikannya. 

Jadi, input terlebih dahulu, kemudian outputnya menyusul. Seperti, mendengar terlebih dahulu kemudian baru bisa berbicara, dan membaca terlebih dahulu kemudian menulis. Kemampuan berbahasa reseptif di mulai sejak anak di lahirkan ke dunia. Kemampuan anak pertama kali di lahirkan adalah kemampuan mendengarnya yang kemudian tahapan berikutnya akan di terlihat di usia selanjutnya.

Yang di lakukan anak pertama kali sesudah di lahirkan ke dunia hanyalah menangis, dan anak masih belum bisa mengekspresikan dengan kata kata apa yang dirasakan nya pada saat itu. meskipun hanya bisa menangis, itu sudah merupakan anugrah terindah yang di dapat kan para yanda dan bunda di muka bumi ini. Setelah itu anak bisa melakukan gerakan kecil seperti, menggerakkan kaki, tangan, ataupun ekspresi wajah dan gerakan mata yang terjadi ketika anak usia 0-6 minggu. 

Pada usia 0-6 minggu itu juga anak sudah bisa mengoceh meskipun belum bisa mengucapkan kata atau bahkan kalimat, selain mengoceh anak juga suka menjilati ibu jari nya dan terkadang juga suka bermain ludah sendiri di tambah mengoceh sendiri. Lucu bukan. Kemudian pada usia 5 bulan anak bisa mengeluarkan bunyi yang sudah bervariasi, kemungkinan terjadi karena pita suara pada anak sudah mulai matang. 

Setelah itu kemampuan berbahasanya berkembang lagi dan bisa sedikit demi sedikit memanggil yanda ataupun bunda nya meskipun masih belum terlalu jelas misalnya saja memanggil bunda nya hanya "ndaa..". kemudian saat saat menyenangkan pada usia perkembangan berbahasa anak pun di mulai, yakni pada usia 1 tahun. 

Pada usia 1 tahun anak bisa melihat ke arah mana suara tersebut timbul, kemudian ekspresi wajah nya juga sudah tampak benar-benar sedang berbicara padahal anak belum bisa dengan sempurna mengucapkan sebuah kata atau kalimat, ada juga yang sudah mampu berbicara tapi belum bisa berjalan, ada juga yang bisa berjalan dulu kemudian kemampuan berbicara nya menyusul. Kemudian pada usia 1-2 tahun anak bisa menunjuk benda apa yang diinginkan, suka ketika bunda ataupun yanda nya menyanyikan sebuah lagu anak anak, dan ketika di tanya tentang salah satu anggota badan anak sudah bisa menunjuk anggota badan itu dengan benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun