Mohon tunggu...
Izadatul Maulidiyah
Izadatul Maulidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal "Private Speech" ala Vygotsky

4 November 2020   16:10 Diperbarui: 21 November 2020   13:40 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percakapan atau dialog adalah salah satu sarana paling penting dalam pengembangan bahasa, baik ketika kita berbicara dengan orang lain ataupun berbicara sendiri. Orang tua dapat mengembangkan, menambah dan membentuk pengetahuan anak tentang bahasa yang diperoleh dari percakapan atau dialog dalam bahasa yang nudah untuk dipahami anak. Berdialog dengan anak merupakan cara yang baik untuk perkembangan anak usia dini apalagi usia pertama anak.

Seringkali kita melihat anak kecil, adik kita bahkan kita sendiri pernah melakukan hal tersebut. Melakukan percakapan dengan diri mereka sendiri, hal tersebut bisa disebut dengan “Private Speech”. 

Private speech merupakan mekanisme yang telah ditetapkan oleh Vygotsky untuk mengubah pengetahuan yang telah diketahui secara bersama-sama menjadi pengetahuan yang hanya diketahui secara pribadi. Menurut pendapat Vygotsky bahwa Anak-anak cenderung akan lebih mudah menyerap percakapan yang didengar dari orang lain, kemudian mereka akan menirukannya dalam percakapan mereka sendiri untuk memecahkan sebuah masalah.

Private speech mudah sekali dikenali pada anak usia dini. Ketika menghadapi sesuatu yang sulit misalnya saat mereka mengerjakan tugas yang sulit, mereka cenderung akan bergumam sendiri atau berbicara sendiri. Studi akhirnya telah menemukan bahwa ketika anak-anak melakukan private speech untuk mempelajari materi yang sulit akan lebih efektif dari pada anak-anak yang lainnya. 

Private speech merupakan suatu alat bahasa yang sangat penting untuk anak ketika menguasai perilakunya sendiri. Ketika seorang anak menggunakan private speech, mungkin tampaknya mereka sedang berbicara dengan orang lain. Tetapi pada kenyataannya mereka berbicara dengan diri mereka sendiri. Nada yang ia keluarkan keras seakan-akan memang berdialog dengan orang lain, padahal mereka berkomunikasi dengan diri sendiri.

Menurut tokoh psikologi Vygotsky, perkataan (speech) merupakan satu-satunya alat psikologis yang paling penting. Kohler (1925) melihat jika kita meletakkan sebuah pisang dalam bidang penglihatan monyet atau kera, tetapi jauh dibelakang jeruji besi sehingga tidak akan bisa dijangkau kera tersebut. 

Perhatian keta otomatis akan hanya terpaku pada sebuah pisang tadi, sehingga sulit baginya untuk fokus dan memperhatikan hal lain selain pisang tersebut. Kera itu tidak akan pernah berfikir untuk menggunakan alat disekitarnya, misalnya tongkat untuk mengambil pisang dalam jeruji tadi. Artinya tongkat tersebut harus berada dalam pandangan kera juga agar si kera mempunyai pikiran untuk menggunakan tongkat.

Pada pikiran manusia malah sebaliknya, dapat menjangkau hal yang lebih luas diluar bidang persepsi langsung manusia. Perkataan (speech) yang mampu membuat kita bertindak demikian. Karena kata-kata seringkali menjurus pada objek yang sesungguhnya tidak ada, kita bisa saja diposisi kera. 

Memberi pertanyaan pada diri sendiri apa objek bantu seperti tongkat tadi dapat membantu kita untuk menjangkau pisangnya? Atau adakah benda lain selain tongkat yang dapat membantu disekitar kita? Dengan demikian, kita juga menggunakan kata-kata untuk mengarahkan pandangan kita ke arah objek yang tidak berada dalam pandangan kita.

Vygotsky menyatakan bahwa ada tiga tahap kemampuan untuk terlibat ke dalam percakapan batin itu berjalan :

  • Yang pertama mengacu pada objek yang tidak berlangsung dalam interaksi anak bersama orang lain. Misalnya, anak laki-laki berusia 2 tahun yang mungkim akan meminta ibunya untuk menemukan sesuatu hal atau bisa juga benda. Bisa juga ibu berkata, “sebentar lagi kita akan pergi ke kolam renang, ambil baju renang dan kacamata renangmu” , mencoba mengarahkan perhatian anak tersebut pada objek yang tidak sedang dilihatnya.
  • Kemudian, ketika usia 3 tahun atau lebih. Anak akan mulai mengarahkan perkataannya yang kiranya serupa kepada diri mereka sendiri. “Dimana aku meletakkan baju renang k? Aku perlu kacamata renangku”. Anak akan mulai mencari objek yang tidak ada pada diri mereka saat itu juga. Sesaat perkataan (speech) akan menuntun diri mereka dengan diucapkan dengan keras. Pasti orang tua sering mendengar anak mereka berbicara seperti tadi ketika mereka sedang bermain atau ketika menyelesaikan suatu masalah. Kemudian saat usia anak 6 tahun, perkataan (speech) akan mengarahkan mereka untuk tidak bersuara, diam dan tidak bisa kita dengar lagi.
  • Puncaknya di usia anak 8 tahun atau lebih, kita sama sekali tidak dapat mendengar apa kata hatinya karena anak telah berpikir tidak perlu lagi mengeraskan nada ketika private speech. Suara tersebut telah berubah menjadi ucapan di dalam hati yang hanya mereka saja yang tau.

Sumber gambar : https://www.popmama.com/amp/kid/1-3-years-old/sarrah-ulfah/anak-sering-bicara-sendiri-ketahui-penyebab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun