Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa. Pertama, kebahagiaan saat berbuka dan yang kedua kebahagiaan saat perjumpaan dengan Allah SWT, kelak di akhirat. Demikian bunyi hadis yang mashur di kalangan kaum Muslimin. Hadis ini memiliki derajat sahih, dan tertulis dalam kitab hadis yang lima. Kelimanya adalah Kitab Al Bukhari, Kitab Muslim, As Suyuti, Sunan An Nasai, dan Sunan Ibnu Majah.
Buka puasa memang waktu yang paling membahagiakan. Setiap yang berpuasa menantikannya, tak pandang usia. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tentu menantikan adzan maghrib berkumandang. Itulah saat kita menutup ibadah puasa sehari, membatalkannya dengan menyantap aneka hidangan. Ada kolak atau es campur sebagai pembuka. Atau es pisang ijo dan manisan buah yang tersaji. Apa pun yang dipilih, semuanya sedap dan nikmat.
Sambil menunggu adzan berkumandang, para shaumer atau orang yang shaum :) melakukan beragam aktifitas. Bagi mereka yang menyukai kegiatan di alam terbuka, mereka memilih main layangan atau bersepeda santai. Yang menyukai bidang kuliner, memilih jalan-jalan sambil memborong beraneka makanan. Dan kalangan yang suka "mager" atau malas bergerak, biasa menjadikan gadget sebagai teman ngabuburit paling setia. Tentu kita termasuk kelompok yang terakhir, sesuai tema tantangan menulis hari ini :).
Kemajuan zaman membawa perubahan pada tiap sisi kehidupan. Kemajuan zaman juga membawa hal-hal baru bagi orang yang sedang ngabuburit atau menunggu adzan maghrib. Di antara hal yang baru itu, ya ngabuburit dengan memainkan atau menggunakan aplikasi
Terdapat ratusan aplikasi yang dapat kita unduh sebagai teman ngabuburit. Aplikasi "Teka-Teki Silang Kompas" menjadi favorit saya di bulan puasa ini. Mengisi teka-teki silang di sini memberi saya rasa senang. Selain itu, TTS Kompas menambah wawasan. Banyak "hal kecil" yang semula tidak saya ketahui, menjadi saya ketahui setelah mengisi kolom mendatar dan menurun dalam TTS.
Aplikasi lain yang saya pergunakan tentu aplikasi dengan sebutan "sejuta umat". Aplikasi yang banyak dipakai pemilik gadget, antara lain Instagram dan Canva. Dua aplikasi ini membantu saya menyalurkan hobi dalam merangkai kata.
Mengapa TTS Kompas?
Anak saya, Murteza, saya "paksa" menjadi asisten saat mengisi TTS Kompas hari ini. Ia bertugas mencari kata yang ditanyakan. Ia membuka kamus dan google translate. Ia melakukannya lewat "smarth phone" yang tak lepas dari tangannya. Saya juga di bantu istri yang, di luar dugaan, bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit.
Berkat mereka saya hampir menyelesaikan TTS. Sebagian besar kolom mendatar dan menurun mampu saya isi. Ada diantara kolom-kolom itu yang belum terisi. Saya menyerah. Murteza dan mamanya pun mengibarkan handuk putih.
Barangkali pembaca mengetahui bagaimana tiruan bunyi anjing menyalak (3 kotak)?, apa padanan kata saja; melulu (3)?, apa bahasa Jepang untuk lain (2)?, apa pula nama jurus dalam olah raga Kempo (3)?. Terakhir, apa nama lain untuk ikat pinggang/sabuk (5)? Â Inilah deretan pertanyaan mematikan itu.
Mengisi teka-teki saya jadikan momen untuk menjalin kedekatan keluarga. Duduk bersama di ruang tengah saya isi dengan melempar pertanyaan. Terkadang, antar anggota keluarga tidak saling menyapa. Tidak, kami tidak sedang musuhan. Kami hanya sedang sibuk sendiri. Perhatian kami terfokus pada gadget masing-masing.
