Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Putri Sang Jenderal "King Maker" yang Sederhana dan Cerdas

18 Juli 2019   14:28 Diperbarui: 18 Juli 2019   14:40 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibalik seorang pria sukses, ada seorang wanita hebat. Dibalik seorang presiden, ada seorang ibu negara.

Setiap orang di negeri Indonesia tercinta ini pasti mengenal Presiden Indonesia ke-6, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A. Seorang mantan Jenderal yang dipilih melalui jalur pemilu. Ia bersama wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam pemilu Presiden 2004. Tahun 2009, ia kembali terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Kesuksesan Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dalam memimpin negeri ini kurang lebih 10 tahun dan tetap tenang menghadapi berbagai tekanan, seperti Kasus Hambalang, Kasus Bank Indonesia atau bencana alam Tsunami Aceh dan Gempa Bumi Nias, Padang, dan Jogja. Dengan ketenangan dan kalimat yang terstruktur, ia selalu menjelaskan setiap permasalahan yang terjadi di negeri ini.  

Tidak lepas seorang wanita yang bersahaja dan agung yang selalu mendukung suaminya. Ia adalah Ani Yudhoyono. Putri ketiga dari Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah. Sarwo dijuluki sebagai King Maker berkat jasanya menjadikan Soeharto sebagai seorang Presiden yang berkuasa selama 32 tahun. Meskipun anak seorang jenderal, Ani Yudhoyono selalu sederhana, baik dalam tutur kata maupun berpakaian.

Pada masa mudanya Ibu Ani Yudyono  tidak sempat menamatkan kuliahnya di Universitas Kristen Indonesia (UKI), karena harus ikut orangtuanya pindah ke Korea Selatan. Walaupun demikian tahun 1998, ia kembali menamatkan Sarjana Sosial Ilmu Politik di Universitas Terbuka (UT).

Saat hendak pindah ke Korea Selatan, Ani diminta oleh Sarwo Edhi untuk bertunangan dengan lulusan Akabari (Akmil) Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.  SBY sebelumnya sudah menghadap Sarwo Edhie yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Akabri untuk melamar Ani. Ani kemudian menerima saran ayahnya untuk bertunangan dengan SBY dan kemudian menikah pada 30 Juli 1976.

Menemani Suami sampai akhir hayat
Dua tahun setelah pernikahannya, lahir anak lelaki pertama Agus Harimurti Yudyono pada 10 Agustus 1978 di Bandung.  Selang dua tahun kemudian pasangan SBY - Ani Yudhoyono kembali dikaruniai putra bernama Edhie Baskoro Yudhoyono pada 24 November 1980.

Selama hidupnya Ani selalu menemani SBY, baik saat menjalankan tugas kenegaraan, menteri, dan terakhir menjadi Presiden. Bukan hanya mengantarkan SBY dipuncak jabatan tertinggi di negeri ini. Ani bersama SBY mengantarkan Agus Harimurti dan Edhi Baskoro Yudhoyono menjadi seorang lulusan Akademi Militer dan politisi handal.

Di dalam buku biografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit. Ani Yudyono menulis "Tidak pernah terbersit dalam pikiran, bahwa di dalam rentang masa hidup, aku akan menjadi seorang Ibu Negara, mendampingi suami yang menjadi presiden RI ke enam. Semua terjadi begitu alamiah, mengikuti tapak langkah kakiku selama mendampingi karier suami".

Sejak beberapa tahun yang lalu, Ani Yudyono suka dengan dunia fotografer. Tema yang suka ia angkat tentang  keluarga, alam, dan hewan. Hasil jepretan-jepretan fotonya, ia unggah di instagram dan dilengkapi dengan keterangan. Misalnya saja, saat menggunggah foto dua cucunya, yakni Airlangga dan Panca, putra Ibas.  "Walaupun masih susah buka mata karena jet lag, akhirnya mereka bermain dan berkumpul kembali...Even though they're still hard to open their eyes because of the jet lag, finally they could play around together." Seperti, di bawah ini adalah hasil foto jepretan Ibu Ani Yudyono.    

Hasil jepretan Ibu Ani. Sumber foto: popbela.com
Hasil jepretan Ibu Ani. Sumber foto: popbela.com
poppbela.com
poppbela.com
Wanita yang bernama lengkap Hj. Kristiani Herrawati, S.IP ( 2014-1952) menghebuskan nafas terakhir  pada 1 Juni 2019 pukul 11.50 waktu Singapura akibat kanker darah yang ia alami sejak 2 Februari 2019 dan dimakamkan di TMP Kalibata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun