Mohon tunggu...
Ivan Syhrn
Ivan Syhrn Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang yang ingin sukses

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menelisik konsep tanda dari kajian para sastrawan

4 Oktober 2025   08:42 Diperbarui: 4 Oktober 2025   08:38 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Konsep Tanda Menurut Saussure dalam Kajian Ilmu Semiotika
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda serta cara tanda itu bekerja dalam proses komunikasi. Salah satu tokoh penting dalam kajian semiotika adalah Ferdinand de Saussure, seorang linguis asal Swiss yang dianggap sebagai pelopor teori tanda modern. Pemikirannya menjadi dasar bagi perkembangan ilmu semiotika hingga saat ini.

Menurut Saussure, tanda bukanlah sekadar simbol yang berdiri sendiri, melainkan hasil dari hubungan dua elemen, yaitu signifier (penanda) dan signified (petanda). Penanda adalah bentuk fisik atau citra bunyi dari suatu kata, sedangkan petanda adalah konsep atau makna yang muncul dari kata tersebut. Misalnya, kata "pohon" secara fonetis adalah penanda, sementara gambaran tentang tumbuhan berbatang dan berdaun yang ada dalam pikiran kita merupakan petanda. Keduanya tidak dapat dipisahkan, sebab tanda lahir dari relasi timbal balik antara penanda dan petanda.

Saussure juga menekankan bahwa hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer (sewenang-wenang). Artinya, tidak ada hubungan alamiah antara bunyi kata dengan makna yang dikandungnya. Kata "pohon" dalam bahasa Indonesia bisa berarti "tree" dalam bahasa Inggris atau "ki" dalam bahasa Jepang. Perbedaan itu menunjukkan bahwa makna tanda ditentukan oleh kesepakatan sosial dalam suatu komunitas bahasa.

Selain itu, Saussure melihat bahasa sebagai sistem tanda yang saling berhubungan. Makna sebuah tanda baru dapat dipahami jika dibandingkan dengan tanda lain dalam sistem bahasa tersebut. Dengan kata lain, makna lahir bukan dari benda yang dirujuk, melainkan dari perbedaan dan relasi antartanda.

Konsep tanda menurut Saussure ini kemudian menjadi pijakan penting dalam kajian semiotika, yang tidak hanya terbatas pada bahasa, tetapi juga mencakup berbagai fenomena budaya seperti iklan, film, mode, hingga media sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun