Mohon tunggu...
Ivan Anggia manurung
Ivan Anggia manurung Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Nature

Banjir Parapat

26 Maret 2025   19:40 Diperbarui: 26 Maret 2025   19:40 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Parapat merupakan suatu tempat parisiwista yang indah terletak di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Setiap hari, kawasan wisata Parapat selalu banyak dikunjungi oleh wisatwan baik dari dalam kota, luar kota, bahkan ada yang dari luar negeri. Tetapi sayang, pada Minggu (16/3) sekitar pukul 17:00 WIB kawasan wisata tersebut diguyur hujan dengan intesitas yang lebat selama kurang lebih 3 jam sehingga menyebabkan Sungai Gaga yang terletak tidak jauh kawasan wisata tersebut meluap dan menyebabkan banjir bandang yang begitu besar. Menurut artikel dari Harian Mistar banjir di Parapat sudah terjadi sebanyak 5 kali dalam kurun waktu 7 tahun terakhir

 Imbas banjir bandang tesebut menyebabkan satu korban luka yang bernama Oloan Sinaga (53) dan sebanyak lebih dari 40 unit rumah rusak. Hal itu dikarenakan banyak material batu yang terbawa dari Sungai Gaga tersebut. Tidak hanya merusak rumah-rumah warga, banjir bandang tersebut juga merusak berbagai fasilitas umum. Salah satunya adalah Fasilitas Kesehatan termasuk Unit Gawat Darurat (UGD), di RSUD Parapat. Pihak Rumah Sakit mengatakan mereka mengalami kerugian sebesar 5 Milyar akibat kerusakan alat kesehatan yang ada di Rumah Sakit tersebut (CNN Indonesia pada (17/3)).

 Banjir Bandang tersebut juga berdampak kepada kondisi lalu lintas disekitaran TKP. Kasat Lantas Polres Simalungun AKP Jonni FH Sinaga mengatakan ada peralihan lalu lintas dari arah Pematang Siantar menuju Parapat diahlihkan dari Simpang Palang menuju arah Simpang Sitahuan.

 Banyak pihak atau warga yang mengatakan penyebab terjadinya banjir bandang tersebut adalah tidak adanya lagi pohon ynag dapat meresap air hujan ketika turun. Hal itulah yang menyebabkan Sungai Gaga tidak dapat menampung debit air dan akhirnya meluap. Tetapi kabar baiknya adalah kondisi pemukiman dan lalu lintas yang diterjang banjir tersebeut perlahan-lahan mulai membaik, itu tidak terlepas dari bantuan yang datang datang dari pemerintah dan sukarelawan yang membantu warga membersihkan maerial-material yang masuk ke dalam rumah warga. Walaupun tidak dapat dipungkiri masih banyak warga setempat yang trauma yang muncul akibat bencana alam tersebut. Masyarakat pastinya akan lebih waspada akan bahaya yang akan terjadi ketika hujan deras turun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun