Kemajuan teknologi digital memberikan dampak signifikan pada dunia bisnis, terutama dalam bidang akuntansi manajemen. Dengan adanya Artificial Intelligence memungkinkan perusahaan memproses data dalam jumlah besar dengan cepat secara real-time. Melalui Artificial Intelligence, manajer dapat mengidentifikasi tren, memperkirakan risiko, serta menemukan peluang baru.
Alat analisis seperti Cost Volume Profit (CVP) dan Break Even Poin (BEP) digunakan dalam pengambilan keputusan jangka pendek, sementara analisis Return On Investment (ROI), Net Present Value (NPV), dan Payback Period dimanfaatkan untuk menilai investasi jangka Panjang. Dengan pendekatan tersebut, akuntansi manajemen memastikan bahwa setiap keputusan mulai dari penetapan harga, perluasan pasar, hingga pembelian aset didasarkn pada perhitungan yang logis dan terukur.
Artificial Intelligence menghadirkan 3 model utama dalam mendukung pengambilan keputusan, yaitu Decision Support yang menyediakan informasi factual dari data berskala besar, Decision Augmentation yang memberikan rekomendasi prediktif, serta Decision Automation yang memungkinkan keputusan dibuat otomatis oleh logaritma.
Penerapan AI dalam akuntansi manajemen tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengotomatisasi tugas dan mempercepat pengolahan data, AI membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional sehingga karyawan dapat beralih dari pekerjaan administrative ke peran yang lebih strartegis dan bernilai tambah yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Selain itu, penerapan AI juga mendukung SDGs 9 tentang industry, inovasi, dan infrastruktur karena mendororg transformasi digital serta modernisasi sistem keuangan perusahaan
Namun, pemanfaatan AI memunculkan tantangan pada aspek etika dan sosial seperti bias algoritma, kurang transparansi, serta risiko pelanggaran privasi data. Otomatisasi juga berpotensi menggantikan peran manusia, sehingga perusahaan perlu menyiapkan SDM yang unggul dalam analisis, etika, dan teknologi.
Peran akuntansi manajemen di era digital semakin penting dengan dukungan AI karena mampu meningkatkan kualitas keputusan secara cepat dan berbasis data. Namun penerapan AI perlu tetap memperhatikan etika, nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.
Dari perspektif etika, penerapan AI perlu berlandaskan prinsip keadilan, keterbukaan, dan tanggung jawab agar hasil keputusan yang dihasilkan tidak bersifat bias atau diskriminatif. Selain itu, perlindungan data pribadi harus dijamin sehingga informasi yang informasi yang digunakan tetap aman, tidak disalahgunakan, serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dilihat dari sisi nilai kemanusiaan, walaupun AI dapat bekerja dengan cepat dan tepat, setiap keputusan tetap memerlukan empati, intuisi, serta pertimbangan moral dari manusia. Teknologi ini idealnya dimanfaatkan sebagai pendukung yang memperkuat peran manusia, bukan menggantikan sepenuhnya, sehingga nilai kemanusiaan tetap menjadi landasan utama dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam hal tanggung jawab sosial, perusahaan perlu memperhatikan potensi dampak negative dari otomatisasi, seperti pengurangan jumlah pekerjaan, dengan cara menyediakan program pelatihan ulang serta membuka kesempatan kerja baru. Selain itu, penerapan AI sebaiknya diarahkan untuk mendukung keberlanjutan melalui pengelolaan sumber daya yang lebih efisien serta kontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan menyeimbangkan aspek etika, kemanusiaan, dan social, pemanfaatan AI dapat menghadirkan manfaat maksimal tanpa mengesampingkan nilai-nilai penting tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI