Mohon tunggu...
ITS MI
ITS MI Mohon Tunggu... -

I am against religion because it teaches us to be satisfied with not understanding the world. ~ Richard Dawkins

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hasil Penelitiaan: Atheis, Lebih Terpelajar dan Toleran

20 Februari 2012   07:41 Diperbarui: 4 April 2017   16:27 3245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut majalah Jerman Der Spiegel terbitan bulan Juli 2011; "Dalam waktu yang relativ singkat, seseorang yang berasal dari dunia barat menjadi atheis dan seorang atheis rata rata lebih terpelajar dan toleran dari pada seorang yang beragama". Penelitian dari Der Spiegel juga berkesimpulan bahwa "Pandangan hidup dari seorang yang tidak beragama lebih cepat berkembang".

Dengan tidaknya beragama, pengaruh terhadap moral sangat kuat. Orang yang tidak beragama lebih melakukan perlawanan atau menentang perang, hukuman mati dan diskriminasi, diluar itu orang yang tak beragama tidak menentang orang asing atau non pribumi, homoseksualitas dan drugs.

Ciri khas dari moral orang yang tak beragama: humanisme dan toleransi, penyampaian nilai ini lebih kuat dari pada orang yang beragama.

Juga dari hasil penelitian, orang yang tak beragama lebih mengetahui mengenai Tuhan atau Allah dan agama dari pada orang yang percaya. Ini berkaitan dengan rata rata orang tak beragama pendidikannya lebih tinggi dari pada orang yang beragama. Penelitian di Amerika begitu juga. http://pewresearch.org/pubs/1745/religious-knowledge-in-america-survey-atheists-agnostics-score-highest

Dari hasil penelitian diatas, tidak membuat saya terkejut atau mengherankan lagi karena semuanya ini akibat dari majunya dunia pendidikan, seperti contohnya di Belanda 35% dari penduduk yang aktif di dunia profesional minimal sarjana.


Belanda adalah negara yang paling anti agama. Kira kira 60%
penduduknya tidak beragama. Negara ini termasuk paling makmur, tentram dan terkaya di Uni Eropa.

Ini tidak mengherankan karena untuk membebaskan diri dari agama itu tidak mudah dan juga memerlukan pemikiran yang cukup luas. Pada umumnya orang yang bisa berpikir outside-the-box, selalu bertanya “Apa Sebabnya?” jadi tidak heran kalau mereka yang biasanya menemukan sesuatu yang baru. Belanda sebagai negara kecil yang tak beragama termasuk negara yang mempunyai peran penting di dunia, contohnya: Belanda menemukan compact disk, senseo, gambut, drum kit untuk orang tuli, sport BH, ginjal buatan dan lain lainnya.

Rasa ingin tahu juga mengarah ke penemuan diri pribadi dan berkontribusi dirinya karena menjadi lebih pintar dan pro aktif dari pada orang yang hanya melakukan apa yang di beritahukan.

Orang yang beragama saya menilai sebagai pesimis karena menolak imajinasi, kekecewaan, kesenangan manusia dan tentunya percaya atas terbatasnya pemikiran manusia.

Oleh karena itu orang beragama banyak berkhotbah untuk refleksi, kontemplasi pengabdian dan pengunduran diri dan lebih memilih tradisi, iman, penyangkalan diri lebih dipilih dari pada hak untuk menentukan nasib diri sendiri, rasionalitas, modernitas, kemajuan dan kebebasan.

Tidak mengherankan negara beragama pada umumnya negara terkebelakang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun