Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Membaca Novel "Mirah dari Banda"

17 Maret 2023   09:36 Diperbarui: 17 Maret 2023   10:19 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Wendy alias Rowena Higgins berlibur ke pulau Neira di kepulauan Banda Neira dengan suaminya Matthew Morgan. Matthew sudah tiga tahun bekerja di perush minyak di Sumatra. 

Wendy tidak tahu siapa ayah ibu, diambil oleh ibunya dari rumah yatim piatu Cairns, yang mengatakan ayahnya Jepang dan ibu Indo Belanda. 

Latar itu membuat Wendy sering  cepat berempati dengan kisah-kisah duka tentang manusia dan penderitaannya. 

Di Rumah Putih, tempat mereka menginap di Banda, ada tukang masak masak bernama Mirah. Wendy terkesan karena sikap Mirah berbeda dari pembantu lain. Berdiri tegak dengan lawan bicara, berwajah campuran lokal dan luar. Ternyata Mirah dulunya seorang nyai dari seorang perkenier, pemilik kebun, orang Belanda. 

Wendy ingin mendengar kisah Mirah. Ia meminta Mirah bercerita bagaimana ia  menjadi nyai. Mirah berasal dari Jawa, Semarang persisnya, yang terdampar di Jawa karena penculikan waktu ia berusia 5 tahun, pun berkisah.

Dari cerita Mirahlah juga membaca sejarah Banda, yang adalah tempat asal tanaman pala. Pala dari sini berlimpah dan bermutu tinggi di pasar Internasional.

Kepulauan Banda Neira menjadi pertarungan dua negara, Inggris dan Belanda. Pulau Rhun, salah satunya, dikuasai oleh Inggris pertengahan abad ke-7. Ketika perang Eropa pecah, Belanda menyerbu Pulau Rhun, menangkap dan memulangkan semua orang Inggris ke Banten. 

Pada perjanjian Breda 1667,  Inggris menghibahkan Pulau Rhun beserta sebagian jajahan di Laut Karibia, yakni Guyana, kepada Belanda . Kelak disebut Guyana Belanda atau Suriname. Sebaliknya Belanda menyerahkan New Amsterdam dan Pulau Manhattan di Amerika utara ke Inggris. New Amsterdam kemudian jadi New York. 

Pembaca akan disuguhi makanan khas setempat: haluwa kenari, manisan pala, kelapa, ikan munggae panggang, sup ikan, ikan tongkol bakar, saus colo-colo dari kacang tanah, saus bekasang --ikan yang dibusukkan dan dicampur rempah banda, sambal pala, bandanese salad: daging munggae, kenari dan pala, setup nangka, teh halia, teh kulit manis, teh jahe, dan banyak lagi.

Bagaimana Banda ditemukan para pendatang?

Setelah penaklukan Malaka oleh Portugal, tahun1511, pelayar Portugal menemukan jalan ke Banda. Mereka diterima berdagang baik-baik, seperti pedagang lainnya. Waktu itu di sini sudah ada pedagang dari Arab, India, Cina, Melayu, Jawa, Bugis. Barang yang diperdagangkan cengkeh dan pala, sutra dan pecah belah serta beras (hal 83).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun