Mohon tunggu...
Hamdah IstifhaDinia
Hamdah IstifhaDinia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ipb university'58

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memutus Pandemi, Apa yang Harus Kita Lakukan?

30 Juli 2021   22:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   22:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut pemberitaan dunia dan validasi WHO, kasus Covid-19 yang menjerat manusia pertama kali ada di Wuhan, China, pada Desember 2019. Virus Covid-19  diduga pertama kali berasal dari ekologi populasi kelelawar, bukan dari konstruksi laboratorium. Sehingga, virus corona juga dapat menginfeksi beberapa spesies hewan. Tetapi, tidak ada data pasti spesies hewan apa saja yang dapat terkena infeksi virus tersebut.

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi pandemi ini, salah satunya dengan cara pembuatan vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 pertama kali diluncurkan pada awal tahun 2021. Terhitung hampir satu tahun sejak pandemi ini berlangsung. Vaksin Covid-19 yang adapun beragam, efektivitasnyapun, pasti beragam. Indonesia membeli vaksin untuk 70 persen masyarakatnya, dengan tujuan, ke 70 persen tersebut dapat  menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga meminimalisir rantai penyebaran virus.

Berdasarkan sejarah, pandemi Covid-19 bukan merupakan pandemi pertama di dunia. Pandemi pertama kali melanda Spanyol pada tahun 1918. Pandemi tersebut merupakan wabah flu yang terjadi dalam kurun waktu hampir 3 tahun. Pandemi tersebut menewaskan 200 juta jiwa. Dengan perkembangan teknologi pada masa itu yang belum mampu membuat vaksin, pandemi terputus pada tahun 1920 dengan sendirinya.

Berdasarkan penelitian, virus tersebut hilang karena herd immunity yang terjadi di daerah tersebut. Herd Immunity tercipta karena natural immunity yang dihasilkan dari setiap individu pada populasi di daerah itu. Natural immunity, ada pada setiap diri manusia sejak lahir. Ini tercipta sendirinya jika kita menerapkan pola hidup sehat. Dari semua kasus pandemi di dunia, natural immunity merupakan faktor utama yang bekerja untuk memutus rantai penyebaran virus.

Tidak ada data pasti mengenai persentase yang harus ditempuh untuk menghasilkan herd immunity di suatu kelompok. Karena herd immunity yang harus ditempuh bervariasi pada setiap penyakit. Seperti beberapa kasus pandemi yang terjadi memiliki persentasenya sendiri, salah satunya campak yang membutuhkan 95% herd immunity untuk mencapai keberhasilan dari upaya memutus rantai penyebaran tersebut dan 5%  nya akan terlindungi oleh mereka yang sudah memiliki imunitas yang kuat. Masih ada penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh para profesor terkait persentase yang harus dicapai untuk pandemi Covid-19 ini.

Terlepas dari semua itu, vaksin juga memiliki peran dalam menanggulangi masalah pandemi. Berdasarkan sejarah, vaksin selalu diciptakan setelah pandemi berlangsung, sebagai upaya pencegahan jika terjadi kembali pandemi serupa. Seperti vaksin polio, campak, dan flu burung, yang diberikan pada saat kita masi kecil. Pandeminya sudah lewat, tetapi perlu ada pemberian vaksin sebagai bentuk pencegahan jika pandemi itu datang kembali.

Berbeda dengan kejadian pandemi sebelumnya, pada pandemi Covid-19 ini, vaksin dibuat pada saat pandemi masih berlangsung. Dengan tujuan yang sama yaitu memperoleh herd immunity, sehingga dapat memutus rantai penyebaran virus. Tetapi, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk divaksin. Anak-anak, lansia, dan orang dengan riwayat penyakit tertentu, tidak diperkenankan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 ini karena memiliki resiko tinggi.

Respon imun kita memiliki dua fase, awalnya ‘bawaan’, dimana sel-sel mengejar virus. Kemudian ‘adaptif’, dimana antibodi menargetkan virus untuk dieliminasi. Seletah berhasil tereliminasi, antibodi di dalam tubuh kita membentuk suatu goals immunity. Tetapi, dalam proses membentuk sebuah goals immunity, dibutuhkan jangka waktu yang cukup lama.

Intinya, natural immunity harus tetap ditingkatkan. Jika sudah terlanjur terpapar, jalani proses penyembuhan dengan sebaik mungkin. Jika sudah dinyatakan sembuh, jangan bertindak seenaknya, protokol kesehatan dan pemberian vaksinpun harus tetap dilakukan. Pemberian vaksin juga dapat memaksimalkan proses goals immunity.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun