Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru dan Ustaz Masa Kini (1)

22 Februari 2018   20:23 Diperbarui: 23 Februari 2018   04:32 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pulang dari rutinitas sebagai pengajar,  saya duduk, merebahkan kaki dan kemudian berselancar beberapa menit untuk melihat berita terkini.
Saya baca berita mengerikan (lagi) tentang pembunuhan ustadz di salah satu media sosial yang terjadi di daerah Kuningan Jawa Barat. Huuh, cape-cape begini lihat berita beginian rasanya membuat semakin lelah. Pikirku. Belum lagi, berita tersebut belum tentu benar.


Kemudian saya simpan HP tersebut, dan berbincang-bincang dengan Bapak dan Ibuku. Perbincangan ini dejavu dari perselancaran di medsos tadi. "Eta di dikecamatan Jati bumi ustadz ayeuna keur dijaragaan. Da aya nu api-api menta tamba tapi teu balik-balik. Jiga nu burung nyebutnamah. Terus weh Ustadz teh neangan warga da sieuneun." Ibuku bercerita.


Kecamatan yang dimaksud adalah tetangga sebelah kecematan saya. Kini bukan lagi capek mendengarnya, tetapi membuat hati tidak karuan, sebab beberapa waktu lalu pun Kakakku sendiri mengalami hal serupa. Bertemu orang yang linglung dan bertanya rumah ustadz tertentu. Ah.. edaan.
Pikiranku jadi serba melayang, masih sangat teringat jelas kejadian waktu lalu Pak Guru Budi orang Sampang, Madura meninggal akibat kelakuan siswanya yang tidak terima dicoret wajahnya di dalam kelas karena tidur.


Saat ini pula banyak kejadian yang menimpa ulama dan ustadz yang yang dibunuh. Ulama maupun ustadz pada dasarnya sama-sama sebagai guru. Ada apa dengan pekerjaan memberi ilmu? Ada yang salahkah dengan perilaku guru atau ustadz ini? Atau ini kejadian berbeda yang hanya dimirip-miripkanku semata? Sudah tidak adakah penghargaan bagi seorang guru, ulama, ustadz? 


Sungguh disayangkan. Pemerintah sepertinya kurang sigap juga dalam mengahadapi kasus yang beredar kini. Tidak merasa pentingkah Indonesia tanpa pengajar agama? Atau inginnya negara ini terpincang-pincang tanpa aturan agama? Astagfirulloh.. Maaf jika saya terlalu banyak suudzon kepada pemerintah. Tapi, mengapa harus seadem ayem ini menghadapi situasi yang genting.

Saya langsung berselancar kembali di dunia maya, mengingat sesuatu perkataan disebuah kitab yang dulu pernah saya baca, bahwa pengajar ilmu baik itu ulama, ustad, guru adalah salah satu yang membuat tegaknya dunia. Sebagaimana di terangkan dalam kitab Targhibaatul Abrar:

"Tiang tegaknya dunia itu ada empat perkara: 1) Ilmunya para ulama; 2) Pemerintahan yang adil; 3) Kedermawanan orang-orang kaya; 4) Do'a orang-orang fakir. Kalau tidak dengan ilmu para ulama, maka binasalah orang-orang bodoh dan kalau tidak ada keadilan dari orang-orang yang memegang kekuasaan, niscaya manusia saling memakan manusia bagaikan serigala memakan domba, begitu juga tanpa kedermawanan orang-orang kaya, maka binasalah orang-orang fakir, dan jikalau tanpa do'a orang-orang fakir, hancur tali langit dan bumi (dunia ini)."

Begitulah salah satu hasil searching saya.

Yang membuat saya heran justru pertanyaan "apa yang diinginkan dengan kejadian yang begitu tragis dan aneh ini, sampai mediapun ndak terlalu meramaikannya. PKI? Alibi politik? Atau hanya pengalihan isu semata?"
Rasanya, saya menjadi manusia yang apatis dan selalu  merasa  ragu membenarkan suatu opini belakangan ini. Apalagi jika media atau netizen yang menyajikannya tidak dikenali. 

Semoga, terang benderang suatu saat nanti. Apa tujuan kejadian aneh ini terjadi. Sebab tidak hanya mendzolimi seorang ustadz. Tetapi juga meresahkan rakyat dan membuat semua saling suudzon.

Tentang guru:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun