Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ternyata Sripeni Jadi Plt Dirut PLN Tanpa Wawancara

8 Agustus 2019   20:06 Diperbarui: 8 Agustus 2019   20:13 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sripeni Inten Cahyani. Kepada kaum perempuan, ia berpesan: jika ingin sukses di antara banyak karyawan pria, kita sebagai wanita harus bisa bekerja secara profesional. Jangan terlalu sering minta excuse dan selalu ingin diistimewakan. Itu perlu dihindari jika ingin sukses. Foto: CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Tragedi sudah bersama Sripeni sejak awal. Jika tak ada listrik padam massal, mungkin publik tak kenal Sripeni. Padahal, karirnya moncer dan otaknya encer. Ia pun cantik mempesona. Kenapa media tak peduli pada Sripeni Inten Cahyani?

Kompas.com dan Tempo.co

Sripeni resmi menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN, pada Jumat (02/08/2019). Ia sekaligus merangkap sebagai Direktur Pengadaan Strategis I. Pada hari itu, kompas.com melansir 601 content, dan hanya 1 content tentang resminya Sripeni menjadi Plt Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN). Silakan baca Kementerian BUMN Tunjuk Sripeni Jadi Plt Dirut PLN, yang dilansir kompas.com pada pukul 18:40 WIB.

Tak ada wawancara dengan Sripeni. Foto yang dipasang di content tersebut, bukan foto Sripeni. Tapi, foto petugas PLN Unit Induk Distribusi Bali, yang tengah memantau kondisi pasokan listrik di ruang monitor. Itu pun foto lama, yang dijepret pada Rabu (26/06/2019). Itu bukan foto jurnalis kompas.com, tapi foto dari dokumentasi PLN.

Hal yang hampir serupa, juga saya temukan di tempo.co, pada Jumat (02/08/2019) itu. Pada hari tersebut, tempo.co melansir 354 content, dan hanya 1 content tentang pengangkatan Sripeni. Silakan baca RUPS Angkat Sripeni jadi Pelaksana Tugas Dirut PLN, yang dilansir tempo.co pada pukul 16:18 WIB. Juga, tidak ada wawancara dengan Sripeni.

Foto yang dipasang adalah foto Sripeni selaku Direktur Pengadaan Strategis I PLN. Itu jabatan yang diemban Sripeni, sebelum diangkat menjadi Plt Direktur Utama PLN. Itu juga foto lama, yang dijepret pada Jumat (26/07/2019), ketika Sripeni menjelaskan kepada media tentang rencana pembangunan PLTA Tanah Kuning di Kalimantan Utara, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat. Foto tersebut hasil jepretan jurnalis tempo.co.

Kita tahu, kompas.com dan tempo.co adalah media profesional, yang dikelola oleh para jurnalis profesional. Kantor Pusat kedua media tersebut, di Jakarta. Kantor Pusat BUMN, lokasi peresmian jabatan Sripeni, juga di Jakarta. Artinya, jarak bukan penghalang. Waktu juga bukan penghalang, karena hari Jumat kan hari kerja. Lalu, apa halangan jurnalis kompas.com dan tempo.co untuk menghadiri pengangkatan Sripeni?

Ketika Media Memilih    

Dalam konteks kerja jurnalistik, media leluasa memilih untuk menugaskan atau tidak menugaskan jurnalisnya ke suatu acara. Media juga leluasa memilih untuk memberitakan atau tidak memberitakan, suatu peristiwa. 

Dalam hal ini, kompas.com dan tempo.co memberitakan peristiwa tersebut. Tapi, besar dugaan saya, jurnalis kedua media tersebut, tidak hadir di Kantor Pusat BUMN. Mereka melansir berita berdasarkan siaran pers semata.

Dari penelusuran saya, bukan hanya kompas.com dan tempo.co yang berperilaku demikian. Ada sejumlah media lain, yang juga berbuat serupa. Melansir berita tentang pengangkatan Sripeni, hanya berdasarkan siaran pers, pakai foto dokumentasi, dan tidak hadir di acara tersebut. Untuk contoh dalam tulisan ini, saya memilih kompas.com dan tempo.co. Menurut saya, tidak patut kedua media tersebut bersikap demikian terhadap PLN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun