Mohon tunggu...
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Manusia yang hobi berpikir dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Belum Butuh Anak Muda Hebat

15 Oktober 2020   17:37 Diperbarui: 15 Oktober 2020   17:45 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia belum butuh anak muda hebat, karena masih sangat banyak orang tua yang belum percaya bahwa anak-anaknya sudah siap untuk mengubah dunia, mereka seakan melupakan kalimat Soekarno, "Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia". Mereka mengabaikan itu seakan mereka masih termasuk 'muda' seperti yang mereka tahun 30 atau 40 tahun lalu.

Indonesia belum butuh anak muda hebat, setelah teman-teman seangkatan saya lulus kuliah, mereka mulai mencari-cari pekerjaan yang selama ini sudah mereka impikan setelah nama gelarnya ikut di belakang namanya. Ekspektasi tak selalu indah pada akhirnya, mereka yang bermimpi untuk menjadi pengacara, akuntan, manajer di sebuah perusahaan, masih harus mengantri dengan orang tua yang masih tahu 'cara main' di dunia yang mereka selalu bilang keras itu. Alhasil kecewa dan keluhan pun keluar dari mulut yang penuh ambisi itu, ditambah lagi dengan virus yang makin lama makin membuat orang gila karena konspirasi yang tak ada ujungnya itu, membuat orang susah untuk keluar rumah, mencari makan, mendapat pekerjaan, kehilangan pekerjaan.

Semua orang menjadi netral karena masker yang harus selalu digunakan ketika keluar rumah untuk melakukan aktifitas mereka sehari-hari. Dan sekarang mulailah terpikirkan untuk melenceng sementara menjadi pemilik sebuah coffee shop yang bermodalkan jaringan yang sudah mereka dapat di bangku kuliah.

Indonesia belum butuh anak muda hebat, karena masih banyak orang yang rela mengambil hak orang lain untuk kepuasan diri sendiri. Masih banyak orang yang mempersilakan kerabat dan saudaranya masuk pintu belakang di tempat mereka bekerja. Masih banyak orang yang melirik ke kertas jawaban temannya yang lebih pintar, masih banyak orang yang terus mengganggu temannya yang 'sedikit berbeda' pada umumnya. Masih banyak orang yang percaya kalau hidup mereka akan seindah Youtuber idola mereka. Dan masih banyak orang yang percaya kalau semuanya akan indah pada waktunya dan menghidupkan motor untuk pergi ke warung kopi temannya yang baru saja soft opening hari ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun