Mohon tunggu...
isnnwidianti
isnnwidianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Unisa Ilmu Komunikasi

Big Universe

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Pendek

3 Januari 2022   18:45 Diperbarui: 3 Januari 2022   18:57 5310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Siapa yang tidak tahu apa itu film pendek? Ya, benar. Film pendek merupakan salah satu jenis film yang sederhana namun tingkat kerumitannya tidak perlu diragukan. Sesuai dengan Namanya, film pendek artinya durasi yang dimiliki juga singkat. Biasanya sekitar 40 menit atau kurang.

Salah satu film pendek yang tidak kalah saing dengan film pendek lainnya yaitu film pendek “CAP-CIP TOP! Icap Icip Ngetop” dalam percakapan di film pendek ini menggunakan bahasa Jawa. 

Setelah sukses dengan film pendek “Tilik”  Ravacana Films Kembali menyajikan sebuah film pendek berkualitas. “CAP-CIP TOP!” film pendek yang di rilis pada 23 januari 2021 ini merupakan hasil kolaborasi dengan sambal ABC Indonesia. Film yang berdurasi 21 menit disutradari oleh Wahyu Agung Prasetyo. Dalam film pendek ini Ravacana Films kembali menghadirkan sosok Bu Tejo dengan membawakan karakter ceplas-ceplos dan suka menyebarkan gosip. Sama persis seperti karakter pada film pendek Ravacana Films sebelumnya yaitu “Tilik”. Bu Tejo tidak sendirian, melainkan ada tokoh-tokoh yang tidak asing pula seperti, Bu Tri dan Bu Karman yang menyampaikan komedi khasnya.


Film pendek produksi Ravacana Films ini, membahas beberapa hal viral yang cukup berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari. Film pendek ini menceritakan Bu Tri yang curiga tentang larisnya jualan di warung Bu Karman, apalagi setelah dibisik gosip dari Bu Tejo kalau warung tersebut menggunakan penglaris.


Adegan film ini diawali dengan warung Bu Karman yang ramai dikunjungi oleh pembeli, lalu berlanjut ke warung Bu Tri yang sepi, saat Yudha Ponakan Bu Karman datang untuk menukarkan uang. Kebetulan pada saat itu ada Bu Tejo yang sedang mampir di warung Bu Tri. Awalnya Bu Tri dan Bu Tejo membahas tentang Yudha ponakan Bu Karman yang gonta-ganti pekerjaan berlanjut dari pembahasan itu Bu Tejo mengatakan bahwa warung Bu Karman ramai karena menggunakan pesugihan seperti pocong atau tuyul karena rasa penasarannya akhirnya Bu Tri menyuruh anaknya untuk mengecek bagian dapur warung Bu Karman. Sayangnya sebelum memfoto bagian dapur anak Bu Tri malah tertangkap basah oleh Bu Karman dan dituduh mencuri.


Bu Karman langsung membawa anak itu ke warung Bu Tri untuk melaporkan Tindakan anaknya itu, namun tentu saja Bu Tri tidak terima anaknya dituduh mencuri. Langsung saja Bu Tri menuduh bahwa Bu Karman menggunakan pesugihan. Karena tidak terima dituduh, Bu Karman mempersilahkan Bu Tri untuk mengecek warungnya.


Akhir dari film ini pendek ini sangat tidak disangka-sangka kunci larisnya warung Bu Karman terletak pada sambalnya yang enak. Bukan karena pesugihan atau penglaris Bu Tejo juga mengakui bahwa sambalnya enak. secara keseluruhan film ini mengajarkan pesan tersirat dibalik setiap adegan para tokohnya, Contohnya pada saat adegan Bu Tejo yang berusaha mempengaruhi Bu Tri, yang awalnya tidak percaya dengan hasutan Bu Tejo, berujung pada Bu Tri yang malah menyuruh anaknya untuk memata-matai warung Bu Karman. Film ini mengandung pesan moral meskipun kemasan dan alurnya hampir membuat penonton tidak sadar bahwa film tersebut hanyalah sebuah iklan. Lelucon dan candaannya terasa nyata dan sering terdengar di kehidupan sehari-hari.

Isnainiwidianti:-LPM Fajara Merah Unisa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun