"Iya," jawabnya singkat saat saya tanya apakah setiap hari dia datang ke tempat ini. Matanya masih menatap monitor, sibuk memandu tangan untuk menggambar di layar desktop.
Namanya Erlangga. Bocah kelas 4 SD ini menjadi pengunjung setia di Pojok Baca Digital (Pocadi) yang ada di Gedung Siola, kawasan Tunjungan Surabaya.
"Ya, betul. Dia datang setiap hari ke sini," ujar Alsa Nailur, petugas yang menjaga Pocadi.
Ibu berjualan, anak asah kemampuan
Selama MPP (Mal Pelayanan Publik) di Siola buka, Erlangga selalu meramaikan Pocadi sebab ibunya berjualan di kantin sebelah.Â
Ini semacam simbiosis mutualisme dalam pengertian positif. Di satu sisi, ibunya bisa meraup rezeki dengan tenang sebab sang putra berada di tempat yang aman tanpa biaya babysitting. Di sisi lain, putranya dapat memperkaya wawasan bahkan asah skill di Pocadi---tanpa harus mengeluarkan sepeser pun.
"Paling suka baca komik," tukasnya ringan setelah berpikir sejenak. Tangannya masih asyik memainkan tetikus untuk mengguratkan gambar digital di layar.
Erlangga adalah satu dari sekian pengunjung tetap Pocadi yang digagas oleh Perpustakaan Nasional. Secara operasional, Pocadi sehari-hari dikelola oleh , Pocadi yang dibawahi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya yang berlokasi di Kompleks Gedung Balai Pemuda.
Pocadi: Lebih dari Sekadar Pojok Baca
Pojok Baca Digital menempel pada MPP Siola, tepatnya berada di sisi barat dari arah pintu masuk yang berseberangan dengan Hotel DoubleTree by Hilton Surabaya.Â