Mohon tunggu...
Isnaini Khomarudin
Isnaini Khomarudin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - editor lepas dan bloger penuh waktu

peminat bahasa daerah | penggemar kopi | pemburu buku bekas

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Hal yang Dirindukan Saat Ramadan

16 April 2021   22:41 Diperbarui: 16 April 2021   22:46 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merindukan suasana Ramadan saat semua masih normal

Suasana khusyuk saat pengajian menjelang berbuka
Suasana khusyuk saat pengajian menjelang berbuka

Jika permainan kami anggap cukup, kami berkumpul di serambi untuk mengobrol. Kalau bosan, saya biasanya ikut kakak senior untuk berkunjung ke sebuah pabrik penggilingan gabah di tepi jalan raya. Jalanan dari pertelon Sukodadi menuju Wisata Bahari Lamongan memang banyak dipenuhi tempat penggilingan padi.

Kebetulan ada marbut yang bekerja di sana, jadi kami punya akses untuk melihat proses penggilingan gabah sampai jadi beras. Bagi anak SD itu pemandangan sangat menyenangkan. Tak lama berselang, kami pun berjalan ke pinggir jalan, pada jarak aman tentu saja, untuk melihat lalu lalang kendaraan. Itu saja jadi hiburan bagi anak kampung yang jarang ke mana-mana selain ke Surabaya pada momen-momen tertentu saja.

Pukul 5 kami kembali ke masjid untuk mengikuti pengajian yang dibawakan oleh bapak modin. Kami duduk berjejer mengikuti dinding serambi yang berbentuk segi empat. Tak banyak ilmu yang masuk karena pikiran kami selalu tertancap pada periuk dan besek yang dikirimkan warga secara bergiliran. Kolak ubi, pisang, dan labu parang seperti memanggil-manggil untuk disantap. Belum lagi nasi dan lauk yang sedap banget, ulala, kami tak sabar menanti bedug ditabuh!    

3 | Tarawih dan tadarus

Tarawih adalah hal berikutnya yang saya rindukan selama Ramadan, baik masa kecil ataupun saat dewasa ketika belum ada wabah. Sewaktu kecil, tarawih didahului main-main dulu ke tambak dan sawah sampai shalat Isya selesai, jadi kami bisa dapat diskon shalat tarawih karena menebengkan shalat Isya pada tarawih. Kacau benar!

Tadarus, sarana efektif untuk membuat diri tidak ketus
Tadarus, sarana efektif untuk membuat diri tidak ketus

Selepas tarawih kami sebagian ikut tadarus. Bagi yang bacaan Qurannya sudah bagus, kami boleh mengaji menggunakan pengeras suara. Asyiknya lagi, kami boleh menikmati jaminan yang dikirim para warga. Jaminan adalah istilah untuk menyebut kue dan kudapan yang diberikan untuk menemani orang-orang yang bertadarus. Dari makanan ringan, es cincau, hingga nasi dan lauk ada saat kami tadarus. Sungguh nikmat masa kecilku dulu!  

4 | Iktikaf

Nah, kalau iktikaf ini kegiatan yang relatif baru kami praktikkan. Baru kami mulai dua tahun di Bogor sebelum akhirnya pindah ke Lamongan. Pada masa normal, iktikaf di Masjid Namira yang berlokasi di Desa Jotosanur Kecamatan Lamongan jadi mata acara wajib selama 10 hari terakhir Ramadan. Saya dan anak-anak, juga istri, biasanya berangkat selepas Asar agar bisa mengikuti kajian sebelum magrib.

Setelah berbuka di sana (di mana panitia menyediakan setidaknya 2.000 paket setiap hari), kami bersiap menjalankan tarawih sampai tuntas. Kegiatan berlanjut dengan membaca Quran diselingi istirahat. Pukul 10 malam ada kajian sesi ke-3. Yang pertama adalah kajian menjelang berbuka, sesi kedua dihelat bakda tarawih, dan ketiga saat iktikaf.

Baca buku, cara isi iktikaf yang seru!
Baca buku, cara isi iktikaf yang seru!

Anak-anak biasanya membawa buku karena mereka tidak kuat jika harus membaca Quran banyak-banyak. Mereka menikmati tidur di masjid megah yang berpendingin udara. Maklumlah karena Lamongan memang panas, jadi keberadaan AC ibarat angin surga. Kami tidur sampai jam 1 ketika takmir membangunkan jemaah untuk ikut shalat malam atau qiyamullail. Shalatnya lama sekali, sampai jam 3 ketika menu sahur siap disantap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun