Mohon tunggu...
Isnah Suhendar
Isnah Suhendar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengalaman Pertamaku Mengikuti Pemilihan Umum

1 Oktober 2020   14:35 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengalamanku Pertamaku Mengikuti Pemilihan Umum

LENGKAPI FOTO PROFIL MENGGUNAKAN JAKET ALMAMATER
NAMA: Isnah
DOSEN: Amelia  Haryanti SH.MH
PRODI: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
UNIVERSITAS: Universitas Pamulang, Tangerang Selatan

Kata pemilu tidak asing lagi untuk di dengar oleh banyak orang, begitu pun dengan saya pribadi, Pemilihan Umum bisa di lakukan oleh Warga Negara dimulai sejak Usia ke-17, dimana usia ini sudah berhak untuk memberikan suaranya dalam Pemilihan atau ikut Berpartisipasi dalam Politik.

Pada tahun 2016 saya menginjak Usia ke-17, dimana saya sudah Berhak memberikan Suara untuk memilih Calon DPRD yang saya inginkan, Pemilih Pemula pasti akan mengalami sedikit kesulitan salah satunya dalam Proses Pencoblosan, bagi pemula pasti akan bertanya apa yang harus di coblos? Namanya? atau nomernya?

Saya sangat antusias ketika Pesta demokrasi di berlangsung karena selain bisa memilih saya bisa melihat pasangan dari partai Politik tersebut bukan hanya itu, yang menarik perhatian adalah dari Visi dan Misi Partai Politik itu sendiri. Tapi tidak jarang Masyarakat memilih bukan melihat dari Visi dan Misinya melainkan hanya sekedar memilih,

Sebagai pemilih pemula harusnya rasa antusias semakin tinggi karena rasa keingin tahuan politik itu seperti apa atau bagaimana? Tapi tidak jarang banyak Pemilih Pemula yang lebih memilih untuk Golongan Putih (golput) dengan berbagai alasan, Misalnya untuk apa sih antri panjang seperti itu hanya untuk selembar kertas? Atau  dengan alasan Saya tidak bisa memilih karena saya sedang sibuk, memang sangat disayangkan seharusnya menjadi pengalaman atau awal mula untuk mengetahui Politik itu seperti apa orang tersebut malah biasa-biasa saja bahkan tidak tertarik dengan POLITIK.

Saya sempat bertanya kepada teman saya "Kenapa kamu tidak memberikan Hak Suaramu untuk memilih?" Spontan teman saya menjawab "Untuk apa memilih? Apa manfaatnya buat saya? Politik itu tidak mensejahterakan rakyatnya, Politik itu Kotor". Saya beranggapan teman saya mungkin belum mengerti apa politik itu sendiri.

Memang kita sering mendengar politik di indonesia itu selalu bermain dengan uang "Money Politik" tapi bukan berarti kita beranggapan politik itu kotor, Memang politik di indonesia terkenal akan polemik atau permasalahannya baik dari internal maupun eksternalnya, banyak sekali pengalaman bagi pemilih pemula jika memberikan hak suaranya selain mengetahui politik itu seperti apa, kita juga mengetahui perkembangan dari politik itu sendiri, Saya sebagai pemilih pemula memiliki banyak pengalaman setelah ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum, seperti menambah wawasan, mengerti apa itu politik dan lain sebagainya,

Setiap lima tahun sekali Indonesia mengadakan Pesta Demokrasi dimana Pesta Demokrasi ini untuk memilih Calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Pemilihan Presiden pertama kali saya adalah pada tahun 2019 dimana ada dua Calon pasang Presiden dan Wakil Presiden yang bersaing merebutkan suara terbanyak dari masyarakat Indonesia. Tapi yang di sayangkan ketika Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden adalah banyaknya Oknum yang memperkeruh suasana atau kondisi di tempat berlangsungnya pemilihan, Salah satu contohnya adalah bedanya dalam memilih Pasangan Presiden dan Wakil Presiden, pandangan ini akan menimbulkan beberapa permasalahan seperti;

Saling bermusuhan antar pendukung.
Saling menjelekan satu sama lain.
Adanya yang memanfaatkan keadaan untuk mengadu-dombakan.
Memicu terjadinya perpecahan antar masyarakat.
Seharusnya ajang Demokrasi ini di jadikan sebagai Sosialisasi Politik baik Individu dengan Individu, Kelompok dengan Kelompok, atau pun Individu dengan Kelompok yang dapat menghasilkan sebuah Interakasi yang bermanfaat.
Pada tahun 2020, Indonesia akan mengadakan Pesta Demokrasi serentak di Wilayah Indonesia, Pemilihan ini akan memperebutkan Kursi Walikota dan Wakil Walikota sesuai daerahnya masing-masing, memang tidak mudah menggelar Demokrasi dikondisi seperti ini dimana Indonesia sedang  mengalami Pandemi Virus Corona sejak 6 bulan terakhir, banyak yang harus dipertimbangkan agar Pesta Demokrasi ini berjalan dengan baik di antaranya;
Tetap mematuhi protokol kesehatan.
Jaga jarak.
Memakai masker.
Tidak bersalaman terhadap pemilih lainnya.

Kampanye pun bisa di lakukan dengan memanfaatkan Media Sosial  sebagai wadah utama untuk menyampaikan Visi dan Misi setiap Anggota Calon, dengan begitu Pesta Demokrasi Politik tidak menjadi Klaster baru bagi penyebaran Virus Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun