Mohon tunggu...
Ismuziani ita
Ismuziani ita Mohon Tunggu... Perawat - Mental Health Nurse

Selalu bersyukur pada Allah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Nyata: Jangan Sebut Aku Pelakor

19 September 2020   15:50 Diperbarui: 19 September 2020   15:53 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi : Gurusiana.co.id

Jangan Sebut Aku Pelakor

By. ismuziani

Setelah suamiku meninggal dunia karena sakit jantung, aku memilih hidup sebagai singgle parent, membesarkan ketiga putra ku. Anakku yang pertama kelas tiga SMA, anak yang kedua kelas tiga SMP dan putra ku yang ketiga kelas satu SD. 

Pertengahan April 2018 ( saat itu tahun ke empat setelah meninggalnya suami ku), tanpa sengaja aku bertemu dengan mantan pacarku saat SMA, aku bertemu dengan Hendra di sebuah Bank, saat itu Hendra sedang mengurus administrasi pensiunan orangtuanya, aku sedang mengambil gaji bulanan dari uang pensiunan almarhum suami ku. 

Pertemuan tanpa sengaja itu membuat aku dan Hendra kembali akrab, setelah saling memberikan kontak handphone masing-masing, kami sering berkomunikasi dan sering juga sekedar ngopi di caffe. 

Aku tahu Hendra sudah punya seorang Istri dan tiga orang putri, tapi cinta yang pernah ada diantara kami, tanpa kami sadari tumbuh lagi, dan semakin hari semakin kuat seiring waktu berjalan. 

Hendra mengajakku untuk menikah dibawah tangan, dengan alasan Hendra tak mau lagi berpisah dengan ku. Kata Hendra masalah dengan istri pertama nya tak perlu aku pikirkan. Dengan Alasan karena cinta dan tak ingin di pisahkan, akupun bersedia dinikahi oleh Hendra meskipun dibawah tangan dan secara rahasia. 

Jika kami menikah tercatat di Kantor Urusan Agama, kami akan berurusan dengan administrasi yang merepotkan. Akhirnya setelah setahun kedekatan kami, Hendra menikahi aku di sebuah Pesantren di pelosok Desa. 

Setelah menikah dengan Hendra, aku masih tetap tinggal di rumah peninggalan orang tua ku bersama anak-anakku hasil dari , dan Hendra masih tetap tinggal bersama istri pertamanya. Hendra tidak bisa tinggal bersama di rumah ku, dengan alasan takut istri pertama nya curiga Hendra telah menikah lagi. 

Janji Hendra sebelum menikahi ku, Hendra akan adil dalam segala hal, akan adil dalam menafkahi secara lahir dan bathin. Ternyata semua itu tidak aku rasakan. Hendra hanya kerumah ku secara diam-diam saat jam istirahat kantor saja. Hendra tak pernah bermalam dirumahku. Dan aku kecewa dengan sikap tak adil Hendra padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun