Mohon tunggu...
Ismail
Ismail Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ismail

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Lebih Jauh tentang Biopestisida

29 Maret 2020   17:53 Diperbarui: 29 Maret 2020   18:10 7651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Biopestisida adalah pestisida yang bahan utamanya bersumber dari bahan hayati atau mahluk hidup seperti mikroorganisme, bakteri, cendawan, nematode, atau virus. Biopestisida digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman. Biopestisida tidak memiliki zat racun yang berbahaya bagi manusia atau pun lingkungan, hal ini sangat berbeda jika menggunakan pestisida kimia yang dapat merugikan manusia dan lingkungan. Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat racun yang dimiliki oleh pestisida kimia yaitu seperti penyakit kanker, gangguan system kekebalan tubuh, menurunnya tingkat kesuburan, kerusakan sel, penuaan dini, dan munculnya penyakit degeneratif lainnya. Untuk menghindari terjadinya dampak negative akibat penggunaan pestisida kimia maka dibuat lah pestisida dengan bahan dasar tumbuhan dan mikroorganisme yang kemudian disebut dengan biopestisida.
Keunggulan dari biopestisida, yaitu :
·         Mudah dibuat dengan harga yang rendah
·         Sangat aman terhadap lingkungan sekitar
·         Bahan kimia yang digunakan tidak menimbulkan residu bagi tanaman
·         Hama susah untuk kebal
·         Menghasilkan produk pertanian yang sehat dan bebas dari racun
Kelemahan dari biopestisida, yaitu :
·         Memerlukan waktu yang lumayan lama untuk dapat bekerja dengan baik
·         Tidak dapat membunuh secara langsung terhadap hama sasaran
·         Tidak tahan sinar matahari dan umur penyimpanan yang pendek
·         Kurang praktis karena perlu penyemprotan yang berulang-ulang
Biopestisida memiliki berbagai jenis diantaranya yaitu bioinsektisida, bioherbisida, dan biofungisida.
1.      Insektisida biologi (bioinsektisida)
Bioinsektisida berasal dari mikroba yang digunakan sebagai insektisida. Jenis mikroba yang digunakan sebagai insektisida harus mempunyai sifat yang spesifik artinya harus menyerang serangga yang menjadi sasaran. Mikroba patogen yang telah sukses dan berpotensi sebagai insektisida biologi salah satunya adalah Bacillus thuringiensis. Bacillus thuringiensis var. kurstaki telah diproduksi sebagai insektisida biologi dan diperdagangkan dalam berbagai nama seperti Dipel, Sok-Bt, Thuricide, Certan dan Bactospeine. Bacillus thuringiensis var. Israelensis diperdagangkan dengan nama Bactimos, BMC, Teknar dan Vektobak. Jenis insektisida ini efektif untuk membasmi larva nyamuk dan lalat.
Jenis insektisida biologi yang lainnya adalah yang berasal dari protozoa, Nosema locustae, yang telah dikembangkan untuk membasmi belalang dan jengkerik. Nama dagangnya ialah NOLOC, Hopper Stopper. Cacing yang pertama kali didaftarkan sebagai insektisida ialah Neoplectana carpocapsae, yang diperdagangkan dengan nama Spear, Saf-T-Shield. Insektisida ini digunakan untuk membunuh semua bentuk rayap.
2.      Herbisida biologi (bioherbisida)
Bioherbisida yang pertama kali digunakan ialah DeVine yang berasal dari Phytophthora palmivora yang digunakan untuk mengendalikan Morrenia odorata, gulma pada tanaman jeruk. Bioherbisida yang kedua dengan menggunakan Colletotrichum gloeosporioides yang diperdagangkan dengan nama Collego dan digunakan pada tanaman padi dan kedelai di Amerika.
3.      Fungisida biologi (biofungisida)
Biofungisida yang telah digunakan adalah spora Trichoderma sp. digunakan untuk mengendalikan penyakit akar putih pada tanaman karet dan layu fusarium pada cabai.Merek dagangnya ialah Saco P dan Biotri P. Biofungisida lainnya yaitu Gliocladium spesies G. roseum dan G. virens. Produk komersialnya sudah dapat dijumpai di Indonesia dengan merek dagang Ganodium P yang direkomendasikan untuk mengendalikan busuk akar pada cabai akibat serangan jamur Sclerotium Rolfsii. Bacillus subtilis yang merupakan bakteri saprofit mampu mengendalikan serangan jamur Fusarium sp. pada tanaman tomat. Bakteri ini telah diproduksi secara masal dengan merek dagang Emva dan Harmoni BS.

Cara pembuatan biopestisida dengan bahan baku daun pepaya (Carica papaya L.). Daun Pepaya mengandung bahan aktif papain sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara pembuatannya:
1 kg daun pepaya segar di cincang
Hasil cincangan direndam dalam 10 liter air ditambah 2 sendok makan minyak tanah, 30 gram detergen, dan di diamkan semalaman.
Saring larutan hasil perendaman dengan menggunakan kain halus
Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman

Cara pembuatan biopestisida dengan bahan baku Daun Nimba(Azadirachta indica A. Juss). Daun Nimba mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen, dan meliantrol. Efektif mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan :
Tumbuk halus 200-300 gr biji nimba: rendam dengan 10 liter air semalam, aduk rata dan saring, siap disemprotkan ke tanaman.
Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering bisa juga dengan daun segar rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata, saring, dan siap untuk di semprotkan ke tanaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun