Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Smash Ihsan, Harapan Baru Cipayung

26 September 2015   11:42 Diperbarui: 26 September 2015   11:42 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendung hitam masih menggelayut di langit Cipayung. Ada kegetiran yang terasa di bangku pelatih putra kita, sepanjang tahun 2015 tidak satu pun tunggal putra kita menyabet gelar juara di turnamen sekelas Super Series. Prestasi terbaik diraih oleh Tommy Sugiarto di Japan Open Super Series beberapa pekan lalu, semifinalis. Sejak Taufik Hidayat gantung raket, sektor putra menjadi salah satu titik lemah, apalagi di Piala Thomas tunggal putra menyumbang tiga poin.

Sebenarnya kita punya tunggal putra yang bisa bersaing dipapan atas dunia yaitu Tommy Sugiarto, sayangnya permainan yang tidak konsisten dan cedera yang mendera adalah musuh utama. Dua kali Tommy mengalahkan Lin Dan di tahun 2015 di India Open dan World Champhionship adalah bukti kehebatan Tommy, sayangnya setelah itu dia justru gagal melawan lawan yang relatif tidak skuat Lin Dan.

****

Gerakannya lincah dengan determinasi yang tinggi, agresif dan pantang menyerah, sesekali dia mengepalkan tangannya dan berteriak lantang, usianya masih terbilang muda tapi dia mampu membuktikan prestasi, Ihsan Maulana Mustafa. Anak muda kelahiran Tasikmalaya, kota yang sama Susi Susanti lahir dan menjadi kebangaan bangsa. Di Sea Games 2015, dua kali menjadi penentu kemenangan tim beregu putra di semifinal dan final. Melihat determinasi dan permainannya, nada optimis kini melambung tinggi di dada kamp Cipayung.

Hanya dalam tempo kurang sebulan, di medio September 2015, Ihsan mencatat lompatan rangking BWF, dari Rangking 77 naik ke rangking 52 setelah menembus Quarter final (8 besar) Japan Open Super Series, kemudian melejit naik ke rangking 42 setelah sampai babak 16 besar Korea Open Super Series. Di dua turnamen besar tersebut, dua kali Ihsan mengalahkan Marc Zwiebler. Sebelumnya Ihsan juga pernah mengalahkan pemain top dunia seperti Srikanth Kidambi (India) dan Kenichi Tago (Japan). Prestasi lainnya yang membanggakan adalah masuk final Belanda Open Grand Prix tahun 2014.

Padahal awalnya Ihsan tidak tertarik dengan bulutangkis, tapi dengan kesabaran kedua orangtuanya, Ihsan perlahan jatuh cinta dengan bulutangkis. Kini buah kesabaran kedua orang tua dan ketekunan berlatih adalah sebuah tangga menuju prestasi dunia.

Dengan rangking 42 dunia artinya Ihsan merupakan pemain terbaik no.4 Indonesia setelah Tommy Sugiarto (12), Hayom Rumbaka (26) dan Christie Jonathan (37). Bahkan jika menelisik di awal tahun, rangking Ihsan hanya 128 dunia, tentu ini sebuah lompatan besar bagi anak muda yang November nanti genap 20 tahun. Di Cipayung kini dihuni barisan laskar muda yang berpotensi menjadi pemain top dunia, selain Ihsan ada Christie Jonathan, Anthony Ginting dan Firman Abdul Kholik. Mereka ini yang akan meneruskan tradisi juara tunggal putra Indonesia.

Mencapai prestasi bagus di usia muda -Ihsan meraih perunggu di kejuaraan dunia yunior 2013- memang bukan garansi menjadi pemain top dunia, namun bila ditangani dengan baik dengan tempaan mental, kompetisi yang ketat dan disiplin yang tinggi terbuka peluang menjadi pemain top dunia. Kita pernah memiliki pemain yang mudanya berprestasi dan kemudian menjadi kekuatan bulutangkis dunia seperti Ardy B. Wiranata atau Taufik Hidayat. Masalah mental seringkali menjadi musuh utama pemain muda, merasa sudah menjadi bintang menjadikan mereka ogah-ogahan berlatih, semoga ini tidak terjadi pada pemain muda sekarang.

 

****

Langkah PBSI dengan mengorbitkan pemain muda merupakan langkah brilian. Dengan memperbanyak jam terbang pemain muda seperti Ihsan dan Jonathan akan merasakan aroma persaingan kelas atas, bisa merasakan getaran smash Lin Dan atau terjangan Chen Long merupakan sebuah pengalaman berharga. Dari kekalahan tersebut akan menjadikan pemain muda ini banyak belajar, seperti sebuah ungkapan dari penulis Brasil Paulo Coelho “Bekas luka adalah medali yang terpatri pada tubuh, dan musuhmu akan takut pada belas-bekas luka itu sebab bekas luka itu adalah bukti pengalaman panjang dalam pertempuran” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun