Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nasionalisme dari Bumi Cenderawasih

9 Mei 2012   01:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1336528040809873523

[caption id="attachment_187160" align="aligncenter" width="465" caption="Titus Bonai (gambar:Media.Indonesia.com)"][/caption] Berita bergabungnya Titus Bonai dalam TC Timnas Senior Di Yogyakarta kontan menimbulkan pro dan kontra di antara supporter bola nasional. Bagi pendukung IPL, Tibo adalah nasionalis sejati dari bumi Cenderawasih sedangkan bagi fans ISL Tibo tidak ubahnya seorang penghianat. Bagi saya, terlepas dari semua polemik tersebut, siapapun anak bangsa yang ingin membela garuda maka dia patut diapresiasi. Bergabungnya Tibo dalam skuad Garuda yang dipersiapkan ke Palestina bukan kemenangan bagi pendukung IPL tapi kemenangan sepakbola nasional. Muara dari setiap kompetisi di belahan dunia manapun adalah menciptakan pemain tim nasional yang bisa membela Negara masing-masing. Membela tim nasional merupakan kehormatan bagi pemain bola, seorang Lucas Padolski rela bermain di klub kecil, FC Koeln hanya untuk menjaga posisinya di timnas Jerman, padahal Padolski bukan asli ras Arya, Jerman. Kedua orang tuanya adalah Polandia asli, negeri yang pernah di invasi oleh Jerman. Titus Bonai bukan sekedar mutiara dari negeri Papua dia adalah anak bangsa yang punya nasionalisme. Di saat nasionalisme pemain yang pernah membela timnas tergadaikan oleh asap dapur yang mengepul disaat itu kita kembali di sadarkan oleh seorang anak Papua bernama Tibo, sebelumnya seorang anak yang DNAnya hanya 50% Indonesia bernama Diego Michels telah mengajari arti sebuah nasionalisme itu. Di Spanyol dan Italia asoasiasi pemain professional mereka punya kekuatan untuk mendesak federasi sepakbola, lalu bagaimana dengan APPInya Indonesia yang hanya omong doang. Ketakutan, zona nyaman, ikatan kontrak atau entah apa lagi alasan pemain di liga sebelah untuk tidak mau membela timnasnya. Bahkan ketika timnas kita terbantai 0-10, para pendukung KPSI justru bersorak gembira. Sungguh ini aib besar, ketika bangsa tertimpa musibah justru ada anak bangsa yang senang bahkan menghina perjuangan Garuda. Belajarlah pada Jepang yang pernah luluh lantah dihantam bom atom oleh sekutu, mereka tidak menghujat kaisar yang telah membawa Jepang kedalam perang. Mereka para Samurai bersatu dan bangkit dan hasilnya dalam 3 dekade bangsa Matahari Terbit telah membuat kagum dunia. Bukankah timnas besar dunia seperti Rusia, Belanda, Spanyol juga pernah kalah besar. Lupakah kita dengan kekalahan 0-7 dari Thailand di Sea Games 1985, kemudian dengan kekompakan dan semangat kita mampu merebut emas dua tahun kemudian bahkan setahun sebelumnya kita masuk 4 besar Asia di Asian Games Seoul 1986. Semoga dengan kehadiran Tibo, Timnas bisa mendapatkan hasil yang bagus di Palestina. Namun yang utama kehadiran Tibo bisa menjadi magnet bagi pemain lain untuk ikhlas membela timnasnya. Kami menanti Tibo yang lain yang masih menyimpan hasrat bersama timnas. Jangan takut dengan ancaman siapapun, bukankah nenek moyang kita dulu adalah para pemberani lalu kenapa keturunannya melahirkan generasi penakut !!!. Saya sebagai putra Bugis Makassar terharu dengan berita pagi ini, salut buat mu Tibo,Garuda di dada Ku Garuda Kebanggan ku. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun