Mohon tunggu...
Indra Sastrawat
Indra Sastrawat Mohon Tunggu... Administrasi - Wija to Luwu

Alumni Fakultas Ekonomi & Bisnis - UNHAS. Accountant - Financial Planner - Writer - Blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aluk Todolo (Toraja), Tolotang (Sidrap) dan Mazhab Hindu

9 Januari 2012   22:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06 4584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_162483" align="aligncenter" width="600" caption="Upacara Rambu Solo salah satu unsur dalam tradisi Aluk Todolo (www.nagkarassik.blogspot.com)"][/caption] Selama ini sebagian besar atau mungkin semua aliran kepercayaan di Indonesia di kelompokkan kedalam agama Hindu. Padahal aliran kepercayaan ini memiliki ajaran yang berbeda dengan ajaran Hindu yang besar dan berkembang di sekitar Sungai Gangga. Indonesia merupakan tempat yang subur dan berkembang bagi banyak aliran kepercayaan. Sebelum datangnya agama yang kemudian menjadi agama resmi di Indonesia, di setiap pulau bahkan disetiap suku memilik aliran kepercayaan sendiri. Di Sulawesi Selatan, terdapat dua komunitas yang masih teguh mempertahankan kepercayaan leluhur yaitu penganut Aluk Todolo di Toraja dan komunitas Towani Tolotang di Sidrap. Kelompok ini sama-sama menolok disebut sebagai bagian dari agama Hindu, walau mereka tidak bisa melawan keputusan pemerintah yang mengharuskan semua kelompok aliran memilih satu dari lima agama besar di Indonesia. Awal mula dari dimasukkannya semua kelompok aliran kedalam salah-satu agama resmi yaitu sejak pemerintahan awal orde baru sekitar tahun 1966. Ketika itu setiap penganut kepercayaan yang ingin mengurus KTP, akte kelahiran, surat pernikahan dll diharuskan memilih satu dari lima agama resmi. Menarik untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya tradisi Aluk Todolo di Toraja dan komunitas Towani Tolotang di Sidrap yang sesungguhnya berbeda dengan tradisi Agama Hindu, mereka bagian dari agama leluhur bangsa Indonesia bukan bagian dari agama Hindu seperti yang pemerintah inginkan. Aluk Todolo antara Hindu dan Konghucu Aluk Todolo merupakan agama leluhur orang Toraja yang kemudian banyak berasimilasi dengan ajaran Kristen yang dianut sebagian besar orang Toraja. Aluk Todolo tidak mengenal sistem keagamaan seperti dalam Hindu, Aluk Todolo tidak mengenal candi atau pura dan dewa-dewa seperti dalam mitologi Hindu. Ajaran ini tetap lestari dari lisan dan diwariskan secara turun temurun. Saya belum menemukan informasi kalau Aluk Todolo memiliki sebuah kitab suci seperti layaknya agama besar di dunia. Ada yang berpendapat jika ajaran ini banyak mengadopsi ajaran Hinduisme dan Konghucu. Untuk Hinduisme sudah terjawab bahwa ajaran ini tidak mengadopsi ajaran para resi dari Jawa. Belum ada informasi yang menyebutkan Agama Hindu pernah masuk ke tanah Sulawesi. Lalu dari mana unsur Konghucu masuk kedalam tradisi Aluk Todolo ?? agak susah menjawabnya, mungkin ada kaitan dengan asal muasal orang Toraja yang dalam sejarah migrasi Asia Tenggara dikelompokkan kedalam kelompok Melayu Tua, ada yang menyebut leluhur orang Toraja berasal dari Tiongkok negerinya Konghucu. Namun saya tidak mau berspekulasi dengan menyebut Aluk Todolo tidak dipengaruhi ajaran Konghucu, karena pertama masih belum jelas mana duluan antara migrasi atau ajaran Konghucu ??? kedua saya bukan ahli sejarah atau antropologi. Jadi hubungan Aluk Todolo dengan Konghucu masih kabur, namun yang pasti Aluk Todolo merupakan satu dari puluhan aliran kepercayaan yang tetap eksis di bumi nusantara. [caption id="attachment_162642" align="alignright" width="457" caption="Tolotang di Hari raya Massampe"]

13261485751131439581
13261485751131439581
[/caption] Tolotang agama kuno orang Bugis ??? Di Sulawesi Selatan selain Aluk Todolo yang lestari di Toraja, di bagian selatan Toraja atau tepatnya di Kabupaten Sidrap terdapat ajaran tua bernama Towani Tolotang. Tidak mudah menemukan penganut kepercayaan ini, selain karena penganut Tolotang telah berbaur dengan suku Bugis lainnya juga karena penampilan mereka susah dibedakan dengan orang Bugis pada umumnya. Yang menarik adalah Towani Tolotang juga punya hari raya namanya hari raya Massempe, dimana setiap bulan Januari seluruh warga Tolotang baik yang ada di Sidrap maupun di luar Sidrap berkumpul di suatu tempat yang bernama Perinyamengdi kecamatan Amparita Kabupaten Sidrap. Awalnya komunitas ini dimasukkan kedalam aliran kepercayaan. Namun karena kebijakan pemerintah orde baru yang hanya mengakui 5 agama di Indonesia dan supaya urusan administrasi kependudukan dipermudah maka komunitas ini memilih satu dari lima agama resmi, dan pilihannya jatuh ke agama Hindu. Padahal ajaran Tolotang tidak bersumber dari ajaran Hindu, walau kemungkinan antara keduanya ada kemiripan. Agama Towani Tolotang sendiri diperkirakan sudah ada sebelum masuknya Islam di tanah Bugis. Sebelum masuknya Islam di tanah Bugis, di Bugis sendiri memang telah ada kepercayaan kuno yang percaya kepada Tuhan yang maha Esa. Lalu apakah Tolotang merupakan sisa-sisa agama Bugis kuno ?? perlu pengkajian dari antropolog untuk menjawabnya. Jumlah komunitas ini sekarang diperkirakan sebanyak 50.000 orang. Akhir Kata Di Indonesia banyak terdapat agama-agama kuno yang ingin mendapat pengakuan minimal diakui sebagai kelompok aliran kepercayaan, seperti Parmalim di Sumatera Utara, Kaharingan di Kalimantan, Tolotang di Sulawesi, Buhun dan Sunda Wiwitan di Jawa, Wetu Telu di Lombok dll. Pemerintah memang perlu meluruskan masalah budaya/agama ini. Perlu kearifan pemerintah dalam merangkul dan mengayomi para penganut kepercayaan ini. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun