"Persoalan Korupsi Itu Jauh Lebih Kecil Dari Persoalan Aqidah"
Di dalam Islam, penyebab nabi nabi di turunkan kebumi itu bukan karena Umat manusia melakukan tindak pidana korupsi. Tetapi karena Allah melihat hamba-Nya tidak bersih menyatakan imannya kepada-Nya. Terlebih keimanan menjadi dasar prilaku (akhlaq) manusia dalam menempu hidupnya di muka bumi, dan manusia terbelenggu oleh kehadirannya di dunia, yang menuntut bakti dan taat kepada Penciptanya.
Dianggap melakukan tindak pidana kemusyrikan, ketika seorang hamba membesar besarkan hukum hukum cptaan manusia, menciptakan manhaj basariyah, mengedepankan produk pemikiran manusia dengan mendewa dewakan hukun ciptaan manusia dalam tindak legalisasi halal atau haram, atau legetimasi hukum yg bersumber dari manusia.
Awal pemicu terjadinya kerusakan moral, termasuk tindak prilaku koruptor, akhlaq suap menyuap, berbagai tradisi sogok menyogok itu berangkat dari kelalaian diri manusia kepada Tuhan. Tidak menyadari hakikat kehambaan dirinya, bahwa dia adalah "abdullah" hamba, budak sahaya Allah yg harus patuh pada ketentuan agama Allah.
Pelanggaran norma norma agamalah yg mengundang Allah mengutus dan menurunkan Rasulullah dan kitabnya, agar menjadi penuntun dan kiblat manusia.
Dalam menata Negara bebas korupsi, memang perlu dasar Dasar hukum Allah, bukan hukum manusia, tetapi untuk membangun kekuatan Negara, sendi sendi kenegaran berdasarkan kwalitas iman yg hanya tertumpu pada transindental uluhiyah itulah yang akan mampu merobah segalanya.
Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, tidaklah menjadi jaminan Bisa melaksanakan hukum Islam selama Islam hanya di hayati sebagai agama mesjid dan hari hari besar Islam. Sedangkan kemusyrikan dalam lapisan kehidupan masyarakat masih saja terus berlanjut dan berkembang
Solusinya
Dakwah Rasulullah selama 22 tahun, yang diperbaiki adalah "karima Akhlaq" manusia kepada Allah, menjadi konsep perbaikan akhlaq secara keseluruhan. dengan menenpatkan konsep monotheis, hanya satu Tuhan dengan berbagai cara peng-esaannya digelar sebagai visi dan misi Rasulullah membangun "harga diri" manusia, atau manusia yg bermartabat dan sadar hukum.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا