Mohon tunggu...
Zulkarnain El Madury
Zulkarnain El Madury Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Madura pada tahun 1963,
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang pemburu kebenaran yang tak pernah puas hanya dengan " katanya". Adalah Da'i Pimpinan Pusat Muhammadiyah peeriode 1990 sd 2007, selanjutnya sebagai sekjen koepas (Komite pembela ahlul bait dan sahabat) hingga 2018, sebagai Majelis Tabligh/Tarjih PC. Muhammadiyah Pondok Gede, Sebagai Bidang Dakwah KNAP 2016 -219 . Da'i Muhammadiyah di Seluruh Tanah air dan negeri Jiran ..pernah aktif di PII (Pelajar Islam Indonesia), Tinggal dijakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Muhammadiyah dalam Aksi Bela Islam

13 Februari 2017   17:40 Diperbarui: 13 Februari 2017   17:48 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIGA HARIMAU MUHAMMADIYAH DALAM AKSI BELA ISLAM

Himbauan Pimpinan Pusat Muhammadiyah lewat Imam Besar [Ketua] Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan himbauan Subbanul Muhammadiyah [ Pemuda Muhamadiyah] kepada warga Muhammadiyah untuk tidak turun gunung merupakan kebijakan pusat yang elegan dan responsif. Namun tidak mengikat warganya dengan harga mati dan harus di patuhi. Karena PP. Muhammadiyah sangat paham dengan dinamika Muslim di Muhammadiyah yang banyak dari berbagai latar belakang bidang pendikan dan intelektual.

Memungkinkan warga Muhammadiyah lebih dewasa dan mafhum memahami himbuan PP. Muhammadiyah bukanlah harga mati yang mengikat dan bersifat doktrin yang wajib taqlid, kalaulah kemudian menjadi keputusan mutlak PP. Muhammadiyah, bukan berarti menjadi standar wajib yang tak boleh di langgar. Alasanya adalah Muhammadiyah adalah GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH BERKEMAJUAN, yang menuntut warganya maju berpikir dan bertindak, tanpa meninggalkan norma norma gerakan Dakwah. Sedangkan aksi bela Islam adalah bagian dari norma gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi munkar, merupakan lebih tinggi kedudukannya dari sekedar Himbauan PP. Muhammadiyah, sehingga warga Muhammadiyah sudah pasti masih dalam koridor ketaatan pada Pimpinan  Muhammadiyah, bukan sebaliknya.

Karena Muhammadiyah adalah sebuah ormas islam yang amar ma’ruf dan Nahi Munkar. Yang banyak berkembang berupa AUM [ amal Usaha Muhammadiyah ] adalah bersifat Amar ma’ruf dan yang berkembang melalui elemen Pemuda Muhammadiyah melalui KOKAM [ Komando Kawal Al Maidah ] adalah Nahi munkar, menuntut pemimpin yang jahil murakkab lengser dari DKI, karena santunnya umat islam selama ini , tiba tiba sirna setelah di ganti oleh kepemimpinan Ahok yang otoriter dan seolah menindas, terlebih menindas kaum agamis dengan prilaku nista melalu penistaan agama.

Pedri Kasman, Masyhuri Masyhuda adalah dua sosok yang sengaja dilepas oleh Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dr. DahniL Anzar Simanjutak Hafidhuhullah [ seorang hafidz Quran ] yang cukup luas pandangannya kedepan, tanpa meninggalkan etika ketaatan pada Imam besar Muhammadiyah , Dr. Haedar Nashir. Di tambah lagi dengan kekuatan Riel Nuafal Duminggo, seorang perwakilan dari PWM DKI, yang berkedudukan di LDK PWM DKI, makin menjadi jelas bahwa gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar lebih seimbang.

Kalau selama ini Muhammadiyah Amar Ma’ruf , itu sudah mencapai puncaknya, dan terlalu marak dan banyak Amal Usaha Muhammadiyah [ AUM ] di seluruh penjuru Indonesia, sedangkan Nahi munkar memang jarang di lakukan oleh Muhammadiyah, sehingga ada tema anti penistaan agama dan perangkatnya, Pemuda Muhammadiyah mengambil bagian turun gunung dengan iniasiatif yang sangat santun menurut tekhnis, sebagai calup yang rapi di Muhammadiyah.

Jadi tak pernah ada tolak belakang di Muhammadiyah dalam paradigmanya menolak penista agama. Muhammadiyah lahir dari sebuah gerakan tajdid terhadap ajaran nenek moyang, lalu melahirkan gagasan anti TBC, dengan mengembalikan ajaran Islam pada ajaran yang murni secara setafet. Kalau Kemudian ada sosok sosok pemuda Muhammadiyah tertarik mengambil inisiatif pergerakan “Nahi Munkar” , hal itu karena Muhammadiyah menuntut bergerak umatnya, sebagai gerakan dakwah yang tak pernah kenal lelah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun