Mohon tunggu...
Iskandar Mutalib
Iskandar Mutalib Mohon Tunggu... Penulis - Pewarta

Pengabdi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Langkahi Makam KH Bisri Syamsuri, Sandiaga Goda Nahdliyyin

12 November 2018   10:23 Diperbarui: 12 November 2018   11:31 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menyaksikan video Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno melangkahi makam KH Bisri Syansuri membuat bulu kuduk merinding. Video berdurasi 14 detik yang viral di media sosial (medsos) tersebut menggambarkan secara jelas kalau ziarah Sandiaga ke makam ulama besar yang juga salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut hanya seremonial politik untuk mengambil hati kaum Nahdliyyin.

Secara langsung maupun tak langsung pria lulusan Universitas George Washington itu telah melukai sebagian besar warga Nahdliyyin. Wajar kalau ada Nahdliyyin yang kecewa, marah, kesal, bahkan tak terima dengan tindakan tersebut.

Tim sukses Sandiaga Uno harusnya menjelaskan soal rambu-rambu berziarah ke makam. Sekalipun ziarah yang dilakukan hanya ziarah politis. Paling tidak menyangkut etika ataupun tata krama berziarah kubur harus tetap dijelaskan kepada Sandi sejelas-jelasnya. Apalagi makam yang diziarahi merupakan makam ulama besar pendiri organisasi Islam besar di Indonesia.

Nasi telah menjadi bubur, warga Nahdliyyin kadung merajuk. Baru menjadi cawapres saja, Sandiaga telah merendahkan kaum Nahdliyin. Apalagi setelah dilantik menjadi wakil presiden. Entah apa yang akan terjadi. Kemungkinan besar kaum Nahdliyyin kembali tak memiliki porsi besar dalam pemerintahan. Kalaupun ada sifatnya seremonial.

Ziarah Politis
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa menjadikan kasus video Cawapres Sandiaga langkahi makam KH Bisri Syansuri sebagai peringatan kepada seluruh capres maupun cawapres untuk tidak menjadikan ziarah kubur sebagai medium kampanye.

Hal tersebut menjadi penting lantaran setiap orang yang ingin melakukan ziarah kubur dituntut memiliki bekal ilmu agama. Sehingga tidak ada kesalahan fatal secara agama maupun secara sosial.

Adab peziarah memperhatikan faktor sosial penting diketahui agar tidak salah kaprah. Faktor sosial tersebut adalah niat tulus untuk mendoakan ahlil kubur yang ada di makam tersebut.  Pasalnya, masyarakat bisa melihat secara jelas mana ziarah politis dan ziarah dengan niat tulus.  Ziarah politis cenderung tak memperhatikan etika. Raut wajah yang ditampilkan berbeda.

Sandiaga sepatutnya memahami pentingnya ziarah kubur menurut umat Islam. Menurut Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallhu 'anhu dari Rasulullah shallallhu 'alaihi wa lihi wa sallam beliau bersabda, "Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan."  (HR Imam Muslim dan Abu Daud).

 Ziarah kubur pada awalnya dilarang dan setelah itu diperbolehkan oleh Rasulullah. Tentu saja ada alasannya bahwa ziarah kubur menjadi diperbolehkan bukan tanpa sebab dan nilai hikmah.  Perubahan masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang lebih rasional dan madani. Dimana masyarakat bisa lebih menilai mana yang benar dan tidak serta tidak sembarangan mempercayai atau mengkeramatkan benda mati ataupun patung.

Selain itu menurut Hadis riwayat HR Imam Al Baihaqy, Imam Nasai dan Imam Ahmad, ziarah ke dilalukan untuk mengingat hari akhir. Mengingatkan kita kepada kematian. Agar tidak terlena dengan kebahagiaan dunia serta bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya.

Kematian tidak pernah diduga atau dapat direncanakan waktunya, namun dengan mengingatnya lewat ziarah kubur, setidaknya bisa mengkondisikan kita untuk selalu mempersiapkan diri. Untuk itu, ziarah kubur bisa menjawab kebutuhan tersebut selain juga dari aspek kita mendoakan orang yang sudah meninggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun