Mohon tunggu...
Singkat Cerita
Singkat Cerita Mohon Tunggu... Freelancer - Yang kurasa dan kujalani

Mengamati dan menuliskan apa yang kurasa dan kujalani

Selanjutnya

Tutup

Money

Mobil Listrik, Baterai dan Nikel

5 Maret 2021   17:09 Diperbarui: 5 Maret 2021   17:50 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sejak akhir tahun 2020 berita perdagangan hasil tambang nikel Indonesia begitu membahana, baik dalam industri pertambangan, dunia investasi serta pasar modal.

Berita-berita penuh optimisme dan kekecewaan bak roll coaster yang mengaduk-aduk isi perut, menggelisahkan jiwa serta memelintir otak seluruh insan bangsa Indonesia.

Entah apa yang menjadi maksud membludaknya informasi-informasi tersebut, akan tetapi sesungguhnya tujuan utama pemerintah hanya satu, yaitu : "memberikan nilai tambah pada Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, agar dapat memberikan peningkatan nilai jual yang berujung pada peningkatan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat" , tidak hanya sebatas pertambangan nikel saja, tetapi terhadap semua SDA Indonesia, walau yang saat ini yang jadi fokusnya adalah pertambangan nikel terlebih dulu.

Mencermati  isu komoditas nikel yang merebak dapat kita simpulkan bahwa berita-berita yang berkembang sudah tidak sesuai dengan tujuan pemerintah tersebut, dimana terkadang terlalu berlebihan optimimisme-nya, lain waktu sangat berlebihan pesimis-nya.

Sebagai contoh adalah perihal usaha pemerintah dalam menarik investor mobil listrik, perhatian seluruh masyarakat maupun media hanya tertuju pada Tesla sebagai produsen yang merupakan pionir pembuat mobil listrik. Kita lupa bahwa hampir seluruh produsen mobil dunia juga mampu untuk membuat mobil listrik, selama ini mereka memang hanya memproduksi mobil berbahan bakar fosil lebih dikarenakan masih tingginya permintaan pasar atas mobil berbahan bakar fosil, serta belum berkomitmennya pemerintah negara-negara di dunia untuk menyediakan infrastruktur mobil listrik. Sikap produsen mobil dunia tentu saja saat ini akan berubah, seiring keseriusan pemerintah negara-negara di dunia untuk beralih ke Energi Baru Terbarukan (EBT), beserta pesatnya perkembangan teknologi yang mengiringinya. Dan yang terutama bukankah komponen utama dan terkait dengan nikel adalah baterai-nya bukan konstruksi mobil listriknya.

Sejalan dengan itu, rencana pemerintah untuk membuat Holding Baterai Indonesia, oleh masyarakat dan media lebih disikapi dengan persepsi bahwa pengadaan baterai hanyalah untuk memenuhi kebutuhan baterai mobil listrik, dan sekali lagi selalu dihubungkan dengan Tesla, yang seakan-akan hanya Tesla yang mampu membuat mobil listrik. Kita sekali lagi kembali lupa, bahwa fungsi baterai tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik, tapi juga untuk keperluan-keperluan lainnya, terutama untuk backup sumber listrik bagi EBT, Uninterruptible Power Supply (UPS), Stater Genset dan lain sebagainya, bahkan mobil berbahan bakar fosil pun juga menggunakan  baterai untuk starter awal serta untuk keperluan lainnya.

Disamping itu pemanfaatan nikel tentu saja tidak sebatas hanya untuk industri baterai, karena pengaplikasian nikel dapat dipakai dibanyak industri antara lain sebagai : pelindung baja (stainless steel), pelindung tembaga, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom), kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain. Oleh karena itu saat ini Indonesia sedang menghadapi gugatan Uni Eropa, yang selama ini menikmati ekspor bijih mentah Indonesia yang dihargai sangat rendah.

Akhir kata marilah kita mulai memikirkan lebih dalam dan lebih bijaksana atas berita-berita yang berkembang di media dan masyakarat dalam menyikapi kebijaksanaan pemerintah serta mau lebih memahami potensi kekayaan Sumber Daya Alam   Indonesia, agar tidak lagi dibodohi oleh pihak-pihak yang ingin menguasai SDA Indonesia dengan harga murah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun