Mohon tunggu...
Ishaq Hakim
Ishaq Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ekonomi

Ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Kebutuhan dalam Perilaku Konsumsi Muslim

26 Maret 2022   19:27 Diperbarui: 26 Maret 2022   19:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita tahu, bahwa setiap manusia pasti mengalami perilaku konsumsi dalam melaksanakan kehidupannya. Dalam ekonomi Islam melarang melakukan perilaku konsumsi secara berlebihan. Hal itu dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Di anjurkan melakukan perilaku konsumsi secara proporsional. Tujuan dari konsumsi seorang muslim adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perilaku konsumsi muslim. Salah satunya adalah memperhatikan kebutuhan. Menurut ahli maqashid kebutuhan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Dharuriyat, Hajjiyat, dan Tahsiniyat.

1. Dharuriyat (Kebutuhan primer) adalah kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mempengaruhi kehidupan. Kebutuhan Dharuriya ini meliputi 5 aspek, yaitu

a. Kebutuhan yang berkaitan dengan agama (Al-dien). Dimana kebutuhan ini dibutuhkan untuk menjaga agama. Misalnya, dalam hal ibadah (sholat) kita memerlukan tempat yang bersih. Ketika tempat kotor, kita harus membersihkannya terlebih dahulu dengan alat pembersih. Untuk membeli alat permbersih berarti kita telah melakukan konsumsi. Karena Allah SWT pun juga menyukai orang-orang yang bersih, seperti dalam firmanNya dalam Surat At-Taubah ayat 108,

 

Artinya: "Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih."

b. Kebutuhan yang berkaitan dengan jiwa (Nafs). Dimana kebutuhan ini digunakan untuk menjaga Jiwa. Misalnya dalam hal keamanan. Kita akan merasa aman dan nyaman jika kita memiliki rumah. Apabila tidak memiliki rumah, kehidupan kita akan terganggu. Kita akan terus merasa was-was dan penuh ancaman. Dalam surat An-Nur ayat 27 Allah SWT berfirman,

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."

c. Kebutuhan yang berkaitan dengan keluarga (Nasl). Dimana kebutuhan ini dibutuhkan untuk menjaga keluarga. Misalnya, dalam hal menjaga keluarga agar tetap dalam keadaan sehat. Kita memerlukan penambahan stamina tubuh agar tidak sakit dengan mengkonsumsi sesuatu. Apa yang kita konsumsi harus memenuhi standar kesehatan agar tidak menjadi penyakit dalam tubuh. Perintah Allah SWT makanan yang kita makan harus halal. Allah SWT telah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi,

Artinya : "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."

d. Kebutuhan yang berkaitan dengan harta (Maal). Dimana kebutuhan ini digunakan untuk menjaga harta yang kita miliki. Harta merupakan nikmat dari Allah SWT yang mesti kita jaga. Kita tidak boleh saling memakan harta satu sama lain. Harus saling menjaga, seperti dalam surat An-Nisha ayat 29,

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun