Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulang Kampung Yes, Mudik No!

24 April 2020   23:50 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:57 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulkam YES !!! (dokpri)

Jawaban pak Jokowi atas pertanyaan Najwa Shihab, sukses menggeser isu tentang rumah sakit dan APD yang begitu penting di saat genting.

Ismail Fahmi @ismailfahmi, founder Drone Emprit dan Media Kernel Indonesia mempertanyakan, apakah publik mulai lelah membicarakan kebutuhan Rumah Sakit dan APD? Apakah sudah terpenuhi? Trennya cenderung menurun. Sekarang perhatian publik dengan mudah belok kepada isu yang maha penting: beda antara "mudik" dan "pulang kampung." Afala tatafakkarun?

Fahmi menyesalkan cara komunikasi problem "pergerakan orang" dengan mengintroduce istilah: mudik vs pulang kampung, yang kemudian memantik perdebatan ecek2.

Harusnya lebih fokus pada bagaimana penanganan dan protokol baik di hulu (Jakarta) maupun hilir (desa). Virus covid19 tidak peduli apapun istilah yang kita pakai (mudik vs pulang kampung). Intinya kalau ada "pergerakan orang" maka akan ada "pergerakan virus".

Saking gemesnya, Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia, Ivan Lanin @ivanlanin, pendiri @narabahasa dan perangkai kata @kapitulis mengganti foto profilnya dengan tulisan berlatar gelap."Kamus sudah mati". Apakah salah ungapan pak Jokowi? Ahli bahasa yang punya kompetensi. Bukan ahli-ahli bahasa dadakan yang bermunculan 'cari panggung'. Kalau ribet dengan jejak tweet-nya, kegemesan Ivan Lanin bisa baca di sini.

Sudah banyak tulisan dan komentar dari berbagai sudut pandang. Males dan akhirnya mules saya membacanya karena ujung-ujungnya ribut ecek-ecek tadi itu.

Pulang Kampung YES !

Dengan jargon unyu-unyu diatas, semua akan memiliki argumentasi baru. Yes, pulang kampung. Representasi pulang kampung harus dengan profil yang melas, patut dikasihani, kota tiada harapan, kota terlalu kejam dan kelam, kampung menawarkan harapan.

Dan yang utama, pemberani dan bukan penakut. Karena setelah tiba di kampung, akan diisolasi 14 hari di gedung sekolah yang mungkin saja berpenghuni. Jangan seperti Gerry Prasetyo warga Jombang yang kabur setelah 4 hari isolasi. Gara-gara diganggu makhlu halus. :) Jangan sekali-kali bergaya seperti meme kartun diatas, dengan bermobil. Aparat tidak akan percaya itu masuk kategori pulang kampung. Mobil adalah representasi kesuksesan di kota. Itu jelas mudik, bukan pulang kampung. Clear.

Tidak seperti Cak Nur yang bilang,'Partai Islan NO!' dan Gus Nadir yang teriak, 'Khilafah NO!'. Meskipun beliau berdua Profesor Doktor dan diakui di level internasional, beliau2 bukan penguasa. Hanya rakyat biasa. Nah loh. Beda dengan pak Jokowi. Walau kayaknya terlambat ya? Tetapi ketika pak Jokowi perintah,'Mudik NO!' maka itu memiliki kekuatan dan otorisasi yang kuat. Semua rakyat Indonesia wajib mematuhinya.  Termasuk kami, yang sudah memiliki tiket balik (bukan mudik) di 27 Mei bulan depan. Aneh khan. Sudah punya tiket balik, tapi tak jadi mudik. Itulah manusia, punya sejuta rencana, tapi Yang Maha Perencana lah yang akhirnya mengarahkan. Kuasanya yang terbaik untuk kita.

Hari ini, awal puasa Ramadhan sekaligus hari pertama diterapkan Mudik No!, ketegasan tim gugus harus lebih terpadu, dan warga harus di rumah aja. Pertambahan yang terus signifikan sekitar 300-an perhari, menandakan pemerintah dan rakyat sama-sama masih belum optimal menempatkan diri sebagai pihak paling berperan di penanganan wabah Covid19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun