Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulang Kampung Yes, Mudik No!

24 April 2020   23:50 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:57 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulkam YES !!! (dokpri)

Berguru Jargon 

Anda tentu sangat ingat dengan jargon,"Islam YES, Partai Islam NO!" yang dilontarkan almarhum Cak Nur di era 1970 untuk memotret fenomena label Islam dibawa ke ranah politik formal dengan maraknya partai Islam.

Bagi Cak Nur, Islam sebagai wahyu dari Allah haruslah diletakkan di atas yang lainnya. Islam dan partai Islam tidak identik, sebab Islam jauh lebih mulia daripada sekedar partai. Realitasnya tetap, strategi politik dan managerialnya didesain manusia, yang sangat dimungkinkan terjadi penyimpangan.

Tentu sah-sah saja menjadikan Islam sebagai spirit perjuangan dalam rangka bernegosiasi antara gagasan Islam dengan politik modern dan demokrasi, tetapi hal itu haruslah dilakukan dengan cara-cara yang Islami.

Spirit Cak Nur mesti dimaknai dalam rangka mendorong umat Islam agar lebih berkontribusi dalam kerangka konstruktif kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia, tidak sekedar memanfaatkan umat Islam untuk memuaskan syahwat politik.

Apakah Cak Nur melarang partai Islam? Tidak. Cak Nur bukan penguasa dan tak punya kuasa. Intelektualitasnya yang diakui kalangan terpelajar yang biasa bergelut dengan diskursus sampai kurus. Bagi umat Islam yang notabene mayoritas rakyat Indonesia jargon itu kalau masih ingat, menimbulkan kegoncangan.

Nah, saya meminjam jargon itu untuk meng-capture atau men-screenshoot (istilah saat ini, karena memotret sudah kuno) tragedi linguistik dari fenomena kultural mudik atau pulang kampung. Yang jelas saya tidak ikut-ikutan Gus Nadir yang memotret fenomena khilafah di ranah format politik Indonesia yang menuliskan 2 buku yang berjudul, "Islam Yes, Khilafah No!".

Walau saya sebenarnya tak ketinggalan membaca pemikiran Cak Nur dan Gus Nadir. Dua-duanya Cendekiawan Muslim yang mumpuni sekaligus kontroversial. Jadi walau saya follower Gus Nadir @na_dirs di twitter, kali ini saya setaralah sebagai sesama follower Cak Nur. Sama-sama follower dengan meminjam istilah 'Yes-No'-nya. Hehe...

Tragedi Bahasa?

Kalau kita lihat meme kartun di awal tulisan itulah sisi lucu dari tragedi linguistik pulang kampung dan mudik. Tragedi bangsa bahkan. Ketika fokus semua pihak diarahkan pada pandemi Covid19 supaya segera tertangani, justru terjadi perdebatan seru di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun