Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelas Bisnis dan Kelas Ekonomi di Birokrasi Perusahaan

27 Januari 2016   21:32 Diperbarui: 27 Januari 2016   21:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu sebelum ada pesawat terbang berbiaya murah, saya sering naik bis antar kota. Ada tiga kelompok bis, yakni super eksekutif, eksekutif, dan ekonomi. Kalau kereta api terdiri dari kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Pesawat terbang terbagi atas kelas bisnis dan ekonomi. Untuk penerbangan jarak jauh antar negara, ada maskapai papan atas yang terbagi atas first class, business class dan economy class.

Terlihat bahwa apapun moda transportasinya, kelas paling bawah disebut "ekonomi".  Kata-kata ekonomi, meski terdengarnya enak, masyarakat sudah tahu bahwa ekonomi itu adalah kelas paling bawah.

Nah, dalam birokrasi di perusahaan, sekarang rata-rata sudah menerapkan merrit system, dalam arti siapa atau bagian mana yang berkontribusi pada pendapatan perusahaan, akan menjadi warga kelas bisnis. Ini bukan istilah yang mengada-ada, karena dalam buku teks pun bagian tersebut disebut "business unit".

Sedangkan bagian yang tugasnya tidak mendatangkan pendapatan, malah memunculkan pengeluaran, disebut "supporting unit" yang diterjemahkan sebagai unit pendukung atau penunjang. Unit pendukung inilah yang warganya merasa sebagai warga kelas ekomomi. Ini memang istilah plesetan, tidak ada dalam referensi.

Orang bisnis dan orang ekonomi sering sulit membaur. Orang bisnis merasa tanpa uang yang dicarinya, orang ekonomi gak bakal gajian. Orang ekonomi merasa tanpa bantuan mereka orang bisnis gak jalan. Orang bisnis di mata orang ekonomi adalah kelompok yang arogan tapi disayang big boss. Orang ekonomi di mata orang bisnis dianggap kelompok yang malas, cenderung mempersulit hal yang mudah dan mencari-cari kesalahan.

Orang bisnis adalah bagian yang mencari pelanggan baru, menjual barang atau jasa, membina hubungan baik dalam rangka mempertahankan pelanggan, dan hal lain yang berujung pada kenaikan omzet. Orang ekonomi adalah yang tidak langsung bersentuhan dengan pelanggan, tapi diperlukan untuk memperlancar pekerjaan. Contohnya bagian administrasi, akuntansi, pengawasan, personalia, sekretariat, logistik, teknologi, dan sebagainya.

Gaji dan bonus orang bisnis biasanya lebih besar dari orang ekonomi. Ini yang membuat iri hati orang ekonomi. Tapi orang bisnis juga rawan stress karena selalu dikejar target. Sering dalam kondisi tidak mencapat target, lalu dimarahi bos,  atau lagi banyak keluhan pelanggan, orang bisnis merasa iri dengan orang ekonomi yang sering tanpa beban pulang tepat waktu.

Bonus orang bisnis lebih besar, rasanya sah-sah saja. Tapi lebih baik lagi bila mereka sesekali mentraktir orang ekonomi. Bagi manajemen pumcak, perlu menerapkan pola zig zag dalam career path. Maksudnya orang bisnis sesekali dimutasi ke ekonomi,  dan sebaliknya. Paling tidak agar timbul saling menghargai pekerjaan rekan lain. Tapi tentu pada akhirnya karyawan yang minat dan kemampuannya di bidang pemasaran, akan lebih lama bertugas di bisnis, dan begitu juga sebaliknya.

Pada dasarnya, kekompakan dan rasa kebersamaan seluruh karyawan, tanpa membeda-bedakan kelas, amat dibutuhkan untuk kemajuan sebuah perusahaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun