Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Efek Domino Perang Rusia-Ukraina, Kita Semua Kena Getahnya

28 Maret 2022   09:46 Diperbarui: 28 Maret 2022   09:50 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peralatan perang|dok. RFE/RL, dimuat tempo.co

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung lebih dari satu bulan. Rusia yang tadinya merasa akan bisa menang secara cepat, mungkin tak menduga akan mendapat perlawanan hebat dari Ukraina.

Makanya, hingga saat ini tidak gampang memprediksi sampai kapan perang tersebut akan berakhir, meskipun upaya perundingan tetap diupayakan menghasilkan kesepakatan kedua belah pihak.

Masalahnya, perang tersebut tidak hanya berdampak sebatas negara Rusia dan Ukraina beserta negara-negara yang berdekatan dengan zona peperangan.

Perang tidak hanya berakibat jatuhnya korban di kedua belah pihak dan dibumihanguskannya berbagai bangunan yang menjadi sasaran.

Juga bukan hanya mengalirnya jutaan pengungsi dari Ukraina ke sejumlah negara lain, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI) di Ukraina yang berhasil selamat kembali ke tanah air.

Tapi, ada efek berantai atau lazim juga disebut efek domino yang pada akhirnya menyebar ke seantero dunia. Secara ekonomi, besar sekali ongkos perang tersebut.

Namun, efek dominonya itu justru dipikul oleh orang-orang yang tak ada kepentingannya dengan perang. Ya, pada akhirnya, konsumen di mana-mana terkena getahnya, harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan barang yang diperlukannya.

Bisa jadi awalnya dari krisis energi. Sanksi terhadap Rusia dari negara-negara barat dengan munculnya larangan impor gas alam, minyak mentah dan batu bara dari Rusia, justru menjadi bumerang bagi negara yang melarang tersebut.

Rusia adalah negara penghasil energi nomor dua terbesar di dunia, di mana ekspor gas alam, minyak mentah dan batu bara mereka telah menjadi lokomotif ekonomi di negara-negara Barat (Agus Sugiarto, Investor Daily, 17/3/2022).

Maka, isolasi terhadap ekonomi Rusia secara mendadak, menyebabkan terganggunya kelangsungan bisnis dan industri di berbagai negara.

Rentetan berikutnya adalah kenaikan harga minyak mentah yang tajam, dari rata-rata US$ 90-an per barel sebelum perang, menjadi US$ 130-an. Demikian juga harga batu bara meroket menjadi rata-rata di atas US$ 200 per ton, akibat kelangkaan suplai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun